[PORTAL-ISLAM.ID] ANKARA - Harian terkemuka Turki, Yeni Safak pada hari Minggu (19/11/2017) memberitakan bahwa tahun 2018 NATO berencana menyerang Turki.
Dalam laporannya, Yeni Safak mengatakan: “Meskipun rencana keji tersebut mencoba untuk dipresentasikan sebagai sebuah insiden yang ‘merupakan hasil tindakan individu,’ ini menunjukkan tujuan yang lebih besar: bersiap untuk operasi melawan Turki. Negara musuh itu ditunjuk sebagai negara “Skolken” dalam skenario permainan perang di Norwegia.”
Dalam latihan NATO di Norwegia tersebut (dimana pasukan Turki akhirnya ditarik pulang oleh Erdogan), negara anggota NATO berhadapan dengan negara fiktif yang diberi nama “Skolken”. Ada kesamaan yang luar biasa antara negara fiktif Skolken dan Turki. Menurut skenario tersebut, Skolken telah membuat kemajuan penting dalam upaya untuk membeli sistem pertahanan S-400. Skolken dan negara produsen S-400 baru-baru ini mengembangkan hubungan yang lebih dekat.
Seperti diketahui, baru-baru ini Turki telah menyelesaikan pembelian sistem rudal S-400 dari Rusia.
Meskipun NATO berusaha untuk mengelak skandal tersebut, dengan mengatakan bahwa “insiden tersebut merupakan hasil tindakan individu dan tidak mencerminkan pandangan NATO,” rincian tersebut menunjukkan bahwa latihan ini terutama dikaitkan ke Turki.
Bukan kebetulan bahwa nama Erdogan dan foto Atatürk ditargetkan sebagai “pemimpin negara musuh” dalam latihan tersebut, karena skenario NATO untuk latihan tahunannya dituliskan sampai pada rincian terakhir beberapa bulan sebelum tanggal yang dijadwalkan dalam rantai komando. Semua bahan yang akan digunakan dalam latihan juga dipersiapkan terlebih dahulu. Latihan Trident Javelin, yang personil dari Angkatan Bersenjata Turki juga bergabung, juga merupakan salah satu latihan yang direncanakan NATO.
Trident Javelin, yang keempat dari latihan Trident Juncture tahunan yang diadakan untuk sertifikasi kekuatan respons NATO, dilakukan untuk mengesahkan Perintah Bersama Gabungan di Brunssum Belanda dan Napoli Italia. Setelah latihan tersebut, pasukan gabungan tersebut akan mendapatkan sertifikasi untuk melakukan tugas NATO mereka pada tahun 2018. Oleh karena itu, Javelin sedang dievaluasi sebagai latihan untuk persiapan kemungkinan operasi yang akan diluncurkan NATO pada tahun 2018.
Insiden pelecehan terhadap pendiri Republik Turki Mustafa Kemal Ataturk dan Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan dalam latihan militer “Trident Javelin” bersama negara anggota NATO di Norwegia masih menuai kecaman.
Turki telah menarik pulang 40 personil militernya dari Norwegia akibat dari pelecehan yang menjadikan mendiang Mustafa Kemal dan Presiden Erdogan sebagai “target”.
Laporan mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi dalam minggu terakhir latihan. Dalam latihan yang dimulai sejak 8 November tersebut, dua pemimpin Turki digambarkan sebagai musuh. Pelecehan terjadi pada 13 November dan latihan tersebut berakhir pada 16 November.
Presiden Erdogan mendapat pemberitahuan tentang insiden tersebut pada 17 November dan mengumumkannya kepada publik. “Tidak ada persatuan seperti itu, tidak ada aliansi semacam itu,” kata Presiden Turki tersebut mengecam. (Turkinesia)