Oleh: Tengku Zulkifli Usman*
Koalisi PDIP dengan PKS dimana saja adalah prioritas dihentikan.
Karena ini akan berdampak negatif jangka panjang bagi PKS, sedangkan PDIP menuai untung jangka panjang.
Minimal sampai 2019 ketika rakyat nanti memilih rezim baru, apakah Jokowi lanjut apa gak, koalisi PKS dengan PDIP sebelum 2019 justru membuka pintu Jokowi kembali menang 2019 nanti.
Tidak terlalu urgent membahas masalah ini dengan rumus fikih yang njelimet, koalisi ini mudhorot nya lebih banyak plus plus.
Dan saya berharap tidak ada ustadz ustadz yang terus berupaya membela langkah PKS untuk koalisi dengan PDIP dengan ratusan dalil, rakyat gak butuh itu.
Saya gak anti PDIP secara parpol, toh mereka sah terdafaftar dalam administrasi negara sama kayak PKS, yang saya tolak adalah mengkerdilkan dakwah jangka panjang demi kepentingan sesaat.
Belajar dari Jabar, dalam tinjauan politik PKS kalah telak sebelum bertanding, di Jabar PKS sudah sah koalisi sampai saat ini dengan PAN, dan Demokrat minus Gerindra.
Demokrat untung berkoalisi dengan PKS karena mesin bisa hidup plus karena Demiz akan jadi kader partai Demokrat sebelum deklarasi nanti, artinya jika menang, Gub Jabar adalah dari Partai Demokrat.
PAN juga untung dalam koalisi ini karena ada kesepakatan PKS akan dukung calon calon PAN nanti dalam pilkada tingkat kota dan kabupaten diseluruh Jawa Barat.
Yang rugi justru PKS, 10 tahun jadi panglima di Jabar, tapi PKS secara gak langsung didikte oleh partai partai lain hanya sekedar untuk dapat posisi nomor 2 cawagub plus terancam kehilangan sekutu dekat yang sangat berharga bernama Gerindra.
Sudah cukup pelajaran di Jabar sebagai ibroh dan hikmah, jangan diulangi lagi di daerah daerah lain, mari lebih serius mengurus partai dalam bingkai dakwah sekaligus politik, jangan pincang salah satunya.
Sebisa mungkin menghindar dari semua partai barisan ahok di DKI terutama dengan PDIP, kedepan jauh lebih hati hati dalam berwacana.
Tingkatkan lobi, manuver dan usaha keras agar koalisi dengan PDIP tidak terjadi khususnya di Jatim, masih ada waktu, jangan terjebak pada isu siapa duluan yang dukung Gus Ipul, PDIP atau PKS, isu itu sama sekali gak esensial, insyaAllah masih ada peluang untuk selain dengan PDIP.
Perhatikanlah psikologi pemilih PKS, perhatikan juga stimatisasi politik dan polarisasi isu ini terhadap dakwah secara langsung dimasa yang akan datang.
Disini juga saya ingin berterima kasih atas dukungan ustadz ustadz senior kepada saya agar terus menulis tentang hal ini Meskipun mereka bukan pengurus DPP PKS, tugas kita hanya menyampaikan.
Dukungan agar PKS terus diingatkan khusus dalam hal politik, karena kalau dalam hal tanggap bencana PKS sudah nomor satu.
Wallahu a'lam
*Sumber: fb penulis