[PORTAL-ISLAM.ID] Hari-hari ini rakyat miskin Indonesia sedang dilanda kesedihan yang mendalam. Anak tumpuan harapan mereka yang bernama Budiman Pujaan Jaka Sampurna Kasihatan yang tersohor dengan singkatan BPJSK, sedang sakit keras! Beliau kini dirawat di ruang ICU (intensive care unit) di RS Wakil Rakyat, di sebelah komplek Parlemen.
(Mohon maaf, rupanya singkatan BPJSK juga dipakai untuk Badan Pelaksana Jaminan Sosial Kesehatan; kebetulan saja sama dengan singkatan nama pasien yang sedang sekarat itu).
Kita lanjutkan. Menurut para dokter yang merawat BPJS Kasihatan, kondisi beliau cukup kritis. Sanak keluarga telah dikumpulkan untuk memusyawarahkan cara menyelematkan “anak tumpuan rakyat” itu.
BPJSK mengalami mild-stroke (stroke ringan) dan kekurangan darah, tetapi bisa menyebabkan kelumpuhan total kalau tidak segera ditangani secara serius.
Dia rupanya sedang banyak pikiran belakangan ini. Dia dililit hutang (defisit) Rp9 T (sembilan triliun). Dia sebetulnya termasuk salah seorang “anak bangsa” (Anak) yang sangat dermawan. Suka membantu orang susah, orang miskin. Di mana ada orang sakit, di situ ada BPJSK. Tetapi, sayangnya, “bapak bangsa” (Bapak) tidak terlalu peduli kepada anak yang baik itu. Bapak malah lebih banyak mengurusi proyek infrasturktur dan investasi RRC.
Bapak lebih senang membantu percepatan pembangunan proyek reklamasi. Bapak lebih senang menunjukkan betapa cepatnya beliau bekerja untuk menerbitkan sertifikat pulau reklamasi dan berbagai izin lainya ketimbang mengurusi Anak. Lebih senang membantu percepatan pembangunan proyek-proyek megacity, dll.
Si Bapak lebih banyak bermain dengan sembilan binatang piaraannya yang setiap hari menghabiskan biaya besar untuk makanan mereka. Maklum piaraan Bapak adalah binatang buas yang berperut panjang. Bapak asyik sekali bermain dengan Naga. Bukan pula satu-dua ekor. Sembilan ekor Naga. Bisa dibayangkan berapa banyak Bapak harus mengeluarkan duit untuk makanan Sembilan Naga.
Hebatnya, Bapak selalu bisa menyediakan dana untuk makanan piaraannya. Mungkin karena Bapak merasa takut juga karena kalau Naga yang sembilan ekor itu dikurangi jatah makanan, apalagi sampai kelaparan, bisa-bisa selesai si Bapak.
Sebaliknya, si Anak yang sedang mengalami kekurangan darah, kini terbaring tak berdaya. Anak memerlukan transfusi darah segar supaya bisa kembali berjalan. Si Anak sering sempoyongan belakangan ini. Dia suka melihat orang-orang yang sedang sakit dan membantu biaya perawatan. Dalam keadaan dililit hutang pun, si Anak tetap merogoh koceknya demi orang miskin yang dirawat di rumah sakit.
Melihat keadaan si Anak yang sholih ini, Pak RT (Republik Terkaya) akan mengimbau agar warga ikut menyumbangkan dana untuk menyelamatkan beliau. Pak RT mungkin akan mengambil keputusan untuk menaikkan iuran warga demi kelanjutan hidup si Anak yang terkenal dengan nick-name BPJSK itu. Tetapi, warga mempertanyakan mengapa Pak RT tidak menggunakan uang kas RT saja?
Mengapa kas RT hanya dipakai membuat prasarana yang bertujuan untuk memuluskan misi para pedagang yang datang dari luar lingkungan RT? Banyaklah pertanyaan warga tentang kebijakan Pak RT. Misalnya, Pak RT terlalu banyak menyediakan dana untuk proyek-proyek besar Bapak yang terasa hanya bertujuan untuk kepentingan orang sedikit, bukan orang banyak.
Belakangan ini Bapak suka buat pesta meriah. Sedang dilanda hobi baru. Hobi yang “royal style”. Bergaya keluarga kerajaan. Suka dengan kereta kencana dengan dekorasi kepadukaan. Diarak di sepanjang jalan yang di kiri-kanannya banyak orang yang melambaikan tangan sambil memotret “royal smile”.
Kasihan si Anak yang terbaring di rumah sakit, setengah sadar, dan masih belum mendapatkan donor darah.
Walau tidak bisa membantu, marilah kita berdoa agar BPJSK sembuh dari sakitnya, bisa segera keluar dari ruangan ICU. Aamiin!
Penulis: Asyari Usman, Ex Jurnalis Senior BBC
Editor: PORTAL-ISLAM.ID