[PORTAL-ISLAM.ID] Serangan media terhadap umat muslim memang tak ada habisnya.
Kali ini sebuah berita bertajuk "Bagaimana agar intoleransi tak berlanjut sesudah pilkada DKI Jakarta?" yang diterbitkan oleh kantor berita BBC Indonesia berhasil membuat geger netizen media sosial.
Dalam berita tersebut, BBC menyebut kata "intoleransi" dan menggunakan ilustrasi umat Islam yang sedang menyuarakan pendapatnya terkait ucapan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Tak hanya itu, BBC pun mengutip hasil survey SETARA Institute mengenai kota dengan indeks toleransi terendah. Jakarta disandingkan bersama kota Bogor, Depok, Banda Aceh dan Cilegon, kota-kota dengan nuansa Islami yang kuat.
Yang menjadi pertanyaan, mengapa BBC memilih memotret intoleransi dengan ilustrasi umat Islam yang sedang menyuarkaan pendapat? Seolah umat islam tak memilik hak bersuara dan menyatakan pendapat di negara demokrasi ini.
BBC membuat sebuah bingkai, bahwa tindakan umat Islam menyatakan pendapat -meminjam bahasa para pendukung Ahok: "sampai berjilid-jilid"- adalah sebuah aksi intoleransi.
BBC tidak mau melihat jujur betapa sadis, kejam dan kotornya media, termasuk media sosial dalam memotret dan membingkai unat Islam, nyaris zero tolerance!
Mengapa BBC memilih membangkitkan kemarahan umat Islam dengan tindak intoleransi berupa peletakan ilustrasi dan pelintiran narasi yang berbeda 180° dengan pernyataan narasumber yang dikutip dalam berita tersebut?
Meluapkan kekecewaannya, Mustofa Nahrawardaya, anggota Pengurus Pusat Muhammadiyah yang gigih memperjuangkan deislamophobia ke berbagai negara di luar negeri pun bercuit lantang.
Mohon atensi @BBCIndonesia. Gambar ilustrasi berita ini dapatkah diganti gambar kampanye Ahok di Pulau Seribu yang sudah pasti terbukti secara hukum berisi penistaan? tks https://t.co/goRzym5sRQ— MUSTOFA NAHRAWARDAYA (@NetizenTofa) November 19, 2017
