Oleh: Arfi Bambani
(Warga Jakarta)
Jika Anda pernah naik kereta api Komuter, pasti tahu kesemrawutan atau kemacetan yang dimunculkannya belakangan ini. Pagi ini misalnya, saya melintasi Stasiun Palmerah. Makjang semrawutnya.
Di satu sisi pertanda bagus karena makin banyak orang naik kereta api, namun di sisi lain, infrastruktur pejalan kaki tidak laik. Kondisi diperparah oleh fenomena ojek berbasis aplikasi yang parkir tak beraturan di pinggir jalan.
Khusus Stasiun Palmerah, seharusnya pemerintah dan PT KA bisa perpanjang jalur jembatan pejalan kaki ke arah Slipi, arah gedung DPR, dan Pasar Palmerah misalnya, sehingga mengurangi arus keluar dan masuk di bagian kiri dan kanan stasiun. Latih penumpang ini berjalan kaki melalui lorong pejalan kaki.
Bukan bermaksud membela Sandiaga, namun dia benar bahwa pejalan kaki yang tumpah keluar dari stasiun juga menyebabkan macet. Apakah pernyataannya itu menuding pejalan kaki?
Menurut saya, tidak. Sandi justru mengemukakan masalah, tidak menuding siapa yang salah.
Lalu siapa yang salah? Bisa jadi pemerintah kota yang tidak menyediakan jalur pejalan kaki yang baik. Bisa juga stasiun kereta api yang tidak membuat alur pejalan kaki yang baik yang bisa meminimalisasi kesemrawutan penumpang keluar dan masuk stasiun.
Perusahaan seperti Grab, Gojek dan Uber juga harusnya jangan berpangku tangan melihat kekacauan di stasiun-stasiun seperti Tanah Abang, Palmerah, Tebet, Cawang, dan Manggarai. Cobalah berkoordinasi dengan stasiun dan pemerintah, sediakan tempat drop in dan drop off khusus buat Grab, Gojek dan Uber.
Langkah awal adalah, libatkan perusahaan konsultan riset untuk melakukan kajian terhadap fenomena ini. Riset harus dilakukan komprehensif, dan solusinya tidak memikirkan satu pihak saja. Kesalahkaprahan ini misalnya kita temukan di Stasiun Tebet, di mana PT KA hanya memikirkan alur masuk dan keluar stasiun saja tanpa memikirkan bagaimana arus pejalan kaki yang hendak melintasi rel kereta api karena jalurnya ternyata sudah dihambat. Lalu apa gunanya stasiun rapi tapi di luar, keadaan kacau balau?
Written Nov 08, 2017
Sumber: Selasar