[PORTAL-ISLAM.ID] Bank Indonesia (BI) akhirnya resmi mencatat adanya penurunan daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah. Sehingga, berpengaruh besar terhadap perekonomian nasional.
"Daya beli menurun, karena sektor rumah tangga lebih hati-hati. Lebih selektif dalam konsumsi, utamanya ini terjadi untuk kelompok rumah tangga yang di bawah middle income hingga lower income . Jadi daya beli turunnya di situ, golongan menengah ke bawah yang melemah," kata Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo dalam sebuah seminar di Jakarta, kemarin, Kamis, 2 November 2017.
Pernyataan BI ini mengingatkan akan tudingan Jokowi pada awal Oktober 2017 lalu.
Berbicara dalam pidato resmi penutupan Rapat Koordinasi Nasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tahun 2017 di Hotel Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta, Selasa, 3 Oktober 2017, Jokowi menuding isu soal turunnya daya beli masyarakat sengaja diciptakan oleh lawan politik untuk menghambat elektabilitasnya di pemilu presiden 2019 mendatang.
"Isunya hanya daya beli turun. Saya liatin siapa yang ngomong, (orang) politik oh enggak apa-apa," kata Jokowi tawa para anggota Kadin yang hadir, seperti dirilis KOMPAS.
"Kalau pengusaha murni saya ajak ngomong. Kalau orang politik kan memang tugasnya itu, membuat isu-isu untuk 2019. Sudah kita blakblakan saja," tambah Jokowi.
--------
Apakah pernyataan BI tentang penurunan daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah ini bisa dikategorikan sebagai pernyataan lawan politik?
Tentu tidak. Pernyataan jujur BI sebagai otoritas keuangan di Indonesia harus disikapi dengam bijak tanpa asumsi oleh eksekutif negeri ini.