(Deddy Mizwar saat acara gerakan Subuh Berjamaah)
[PORTAL-ISLAM.ID] Popularitas dan elektabilitas Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, masih berat untuk disaingi oleh kandidat cagub Jabar lainnya di Pilgub yang akan berlangsung pada tahun 2018.
Hal itu terungkap dalam hasil survei terbaru Indonesia Development Monitoring (IDM), terkait perubahan kekuatan elektabilitas di pilkada Jabar 2018.
Direktur Eksekutive IDM Wilayah Jawa Barat, Bin Firman Tresnadi mengatakan, bahwa surveinya kali ini merekam bahwa Deddy Mizwar memiliki tingkat popularitas yang paling tinggi dengan perolehan sebanyak 89,2 persen.
Kemudian mantan cagub Jabar 2013 yang juga anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Rieke Dyah Pitaloka 71,2 persen, Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi Demokrat Dede Yusuf dengan 70,7 persen. (Dede Yusuf juga merupakan mantan cagub Jabar 2013)
“Sementara Walikota Bandung Ridwan Kamil 60,8 persen, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi 60,3 persen, dan Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP Puti Guntur Sukarnoputra dengan 57,3 persen,” ujar Bin Firman dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos, Selasa (3/10).
Responden kata Bin Firman, kemudian ditanyakan perihal siapakah sosok yang dianggap mampu menyelesaikan masalah masalah ekonomi dan sosial di Jawa Barat (kapabilitas).
Hasilnya, lagi-lagi Dedi Mizwar di urutan pertama dengan perolehan 27,3 persen. Disusul Dedi Mulyadi 13,3 persen, Agung Suryamal 12,2 persen, Dede Yusuf 11,2 persen, Ridwan Kamil 8,2 persen," tandas Bin Firman.
Sementara saat ditanya siapakah sosok calon gubernur yang akan mereka pilih jika Pilgub Jabar jika digelar hari ini, mayoritas responden lebih memilih Deddy Mizwar.
"Jawaban Responden sebanyak 32,1 persen memilih Deddy Mizwar, Dedi Mulyadi 10,2 persen, Dede Yusuf 7,8 persen, Ridwan Kamil 7,6 persen, dan tidak memilih sebanyak 18,9 persen," urainya.
Selain mensurvei soal tingkat popularitas, kapabilitas, dan elektabilitas para calon, IDM juga mencari tahu apa yang menjadi dasar pertimbangan masyarakat Jawa Barat, dalam hal ini yang diwakili oleh 2.178 responden memilih salah satu kandidat. Hasilnya, sebanyak 89,2 persen responden memilih karena sosok itu memiliki akhlak yang bersih dan tidak korup. Ada 6,7 persen yang memilih kesamaan suku dan etnik, dan 4,1 persen tidak menjawab.
“Ada pergeseran motif pemilih, dari primordialisme kesamaan suku dan etnik menjadi lebih rasional. Walaupun dalam jawaban survei masyarakat Jawa Barat memilih gubernur dengan berdasarkan kesamaan agama,” tuturnya.
Diketahui, survei ini dilakukan untuk mengetahui penilaian warga Jawa Barat untuk sosok calon gubernur yang paling layak memimpin Jawa Barat selama periode 2018-2023.
Survei dilakukan kepada 2.178 responden warga Jawa Barat yang mewakili populasi warga Jawa Barat, yang pada saat Pilgub digelar memiliki hak pilih sebanyak 32,8 juta pemilih.
Survei ini mengunakan confidential level 95 persen dan margin of error dari hasil Survei ini adalah lebih kurang 2,1 Persen.
Sumber: Jawa Pos