[PORTAL-ISLAM.ID] Direktur Eksekutif Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono, menyambangi Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto di kediamannya di Jalan Kertanegara nomor IV, Jakarta Selatan.
AHY datang ditemani oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Rachland Nashidik, dan tim suksesnya saat pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017, Rico Rustombi.
Menurut Rachland, kedatangan putra sulung Presiden RI ke 6, Susilo Bambang Yudhoyono, ini hanya sebatas silaturahim kepada Prabowo setelah sebelumbya melakukan silaturahim kepada tokoh-tokoh nasional, termasuk Jusuf Kalla.
"Mas AHY kan kemaren sudah ketemu mas Anies, pak Ahok," kata Rachland saat ditemui di Kertanegara, Jakarta, Selasa, 31 Oktober 2017.
Rachland membantah pertemuan AHY dan Prabowo ini membahas soal rumor Demokrat yang akan bergabung dengan koalisi pemerintahan, juga nama AHY yang disebut-sebut akan menjadi menteri.
"Wah, enggak," tuturnya.
Ia menampik pula bila dalam kesempatan itu keduanya mendiskusikan soal pemilihan presiden 2019.
"Enggak ada urusan," ucapnya.
Menurut Rachland, di pertemuan yang berlangsung sekitar 90 menit itu, AHY dan Prabowo mendiskusikan soal Undang-Undang tentang Organisasi Kemasyarakatan yang baru disahkan oleh DPR. Dalam rapat paripurna beberapa hari lalu, Gerindra dan Demokrat berbeda sikap terkait undang-undang ini.
Bila Gerindra tegas menyatakan menolak, maka Demokrat mendukung undang-undang itu asalkan pemerintah mau segera merevisinya. Terkait hal ini, Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, sudah bertemu dengan Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu di Istana Negara.
Sikap Demokrat yang menyetujui undang-undang ormas ini dikaitkan pula dengan kemungkinan partai berlambang bintang mercy itu masuk koalisi pemerintah. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, membantahnya.
"Izinkanlah kami berada di luar pemerintahan ini sebagai penyeimbang," ucapnya di Kantor Kementerian Dalam Negeri.
Sumber: TEMPO
--------
Pertemuan 2 tokoh lintas generasi ini diyakini membuat panas dingin dunia persilatan politik Indonesia.
Upaya Partai Demokrat yang selama ini berdiri di "luar pagar", tak berpihak ke penguasa, tapi tak juga menjadi oposisi membuat setiap gerak gerik para tokohnya dalam bidikan pengamat.
Upaya Partai Demokrat yang selama ini berdiri di "luar pagar", tak berpihak ke penguasa, tapi tak juga menjadi oposisi membuat setiap gerak gerik para tokohnya dalam bidikan pengamat.