[PORTAL-ISLAM.ID] Jokowi menyatakan sistem pembayaran elektronik e-Toll harus dilaksanakan demi perbaikan pelayanan, efisiensi dan akurasi. Hal ini menyusul penolakan penggunaan sistem tersebut oleh berbagai pihak.
"E-Toll itu apa sih? Kita kan ingin memperbaiki pelayanan," kata Jokowi usai meresmikan dua ruas jalan tol di Kualanamu, Deli Serdang, Sumut, Jumat, 13 Oktober 2017.
Jokowi mengatakan, dengan menggunakan e-Toll, lalu-lintas akan semakin lancar. Waktu melintas di pintu tol menjadi semakin cepat. Selain itu, pelayanan di jalan tol juga akan semakin membaik karena akurasi pembayaran meningkat dan lebih aman.
"Yang ketiga, kita mengikuti zamanlah. Negara lain semuanya sudah pakai, masa kita masih pakai cash. Akurasi pembayaran juga semakin jelas. Apa kita mau cash terus? Ya, enggak lah," ujar dia.
Namun pernyataan Jokowi ini disanggah oleh pernyataan Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi.
Tulus mengatakan penerapan sistem pembayaran non tunai di jalan tol menggunakan uang elektronik bukan tanpa masalah..
Respon mesin pembaca kartu kadang lambat, tidak jarang pula terjadi mesin yang rusak sama sekali sehingga pengguna jalan tol terpaksa harus mundur dan pindah ke gardu tol lainnya. Permasalahan juga terjadi pada sisi pengguna jalan tol. Misalnya, masih ada pengguna jalan tol yang gamang dalam menempelkan kartu pada mesin pembaca, bahkan sampai menjatuhkan kartu.
"Tidak jarang pula konsumen kesulitan mengisi ulang di peritel modern seperti minimarket karena berbagai alasan. Misalnya, saldo untuk mengisi ulang di minimarket sedang habis," tuturnya.
Karena itu, Tulus berpendapat pengelola jalan tol tetap harus memberikan pilihan bagi pengguna jalan tol untuk melakukan pembayaran secara tunai. Pilihan transaksi secara tunai juga terjadi di berbagai negara yang menerapkan otomatisasi di jalan tol, misalnya Amerika Serikat, Singapura, dan China.