[PORTAL-ISLAM.ID] Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengaku tak tahu kemungkinan alasan pencekalan dirinya di negeri Paman Sam berkaitan dengan dokumen 1965 yang dirilis pemerintah AS.
Ia meminta agar hal ini dikonfirmasi kepada Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi selaku pihak yang telah berkomunikasi dengan pemerintah AS.
Gatot pun mengatakan dirinya tak tahu menahu soal adanya dukungan AS terhadap tragedi 1965 yang terjadi di tanah air pasca-pemberontakan G30S/PKI.
"Ya itu tanya Menlu jangan tanya saya. Ya, saya aja juga belum tahu masih kecil kok," ucap Gatot di area Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa 24 Oktober 2017.
Ia pun mengaku tak perlu membaca dokumen tersebut. Menurutnya, dokumen tersebut merupakan laporan yang dimiliki negara lain.
"Ya, ngapain saya baca dokumen itu kan. Itu kan tiap negara, kejadian negara dimana pun juga maka negara perwakilan memberi laporan kepada pemerintahnya. Jadi gini kita harus berpikir kita hargai bahwa di negara ada aturan. Bahwa dokumen rahasia sekian tahun bisa dikeluarkan. Kita enggak bisa ikutan seperti itu," tuturnya.
Lebih lanjut, Panglima pun siap berangkat ke AS untuk bertemu Panglima Bersenjata AS Joseph Dunford jika mendapat perintah dari Presiden Jokowi. Namun, hingga saat ini belum ada lagi perintah tersebut.
"Yang jelas kapan saya berangkat, ya petunjuk Presiden. Presiden enggak (menyuruh) berangkat saya gak berangkat. Sampai saat ini belum ada. Jadi, saya enggak punya inisiatif lagi. Saya sudah lapor Presiden karena saya utusan pemerintah kan. Maka Presiden lah yang memutuskan saya berangkat atau enggak," tandasnya.