[PORTAL-ISLAM.ID] Geger kedatangan senjata api impor berikut amunisinya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang Jumat, 30 September 2017 malam ramai diperbincangkan publik.
Dalam keterangan persnya, Komandan Korps Brimob Polri, Irjen Murad Ismail yang berada di Bandara Soekarno Hatta ini berasal dari Bulgaria.
"Produk ini, produk Bulgaria. Pindad ada produksi tapi kalibernya beda sama kami," kata Murad di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Sabtu 30 September 2017.
Impor pelontar granat, dijelaskan Murad, bukan kali pertama dilakukan Polri. Pada 2015 dan 2016, Polri sudah mengimpor senjata serupa.
Proses pengadaan senjata yang melalui proses lelang juga diungkapnya bukan keinginan Polri melainkan mengacu pada peraturan pemerintah.
"Karena itu ada Peraturan Pemerintah Nomor 70 harus melalui pihak ketiga. Itu peraturan pemerintah itu. Kami maunya beli sendiri saja kalau boleh, tapi aturanya harus lelang," ujarnya.
Seperti diketahui, pemenang lelang pengadaan senjata itu adalah PT Mustika Duta Mas, sebuah perusahaan yang pernah menjadi rekanan berdasarkan penunjukkan langsung-tanpa tender- Kemenkumham sebagai vendor untuk pengadaan paspor.
Perusahaan inilah yang kemudian mengimpor persenjataan dari Bulgaria negara yang sejak 1946 hingga 1990 berpaham komunis.
Dikabarkan sebelumnya, pengiriman barang tersebut berlangsung sekitar pukul 23.35 WIB, bertempat di Gudang UNEX Area Kargo Bandara Soekarno-Hatta. Senjata dan amunisi ini didistribusikan dengan menggunakan Pesawat Charter model Antonov AN-12 TB dengan Maskapai Ukraine Air Alliance UKL-4024.
Maskapai tersebut memuat senjata dan amunisi yakni Arsenal JSCO 100 Rozova Dolina STR, 6100 Kazanlak Bulgaria. Dengan alamat penerima yaitu Bendahara Pengeluaran Korps Brimob Polri Kesatriaan Amji Antak Kelapa Dua Cimanggis, Indonesia.
Pesawat yang membawa barang ini mendarat di Bandara Soekarno-Hatta sekira pukul 23.35 WIB. Unloading barang dilaksanakan pada pukul 23.45 WIB.
Proses unloading selesai pukul 01.25 WIB, kemudia barang digeser ke Kargo UNEX.
Termasuk dalam data barang tersebut antara lain Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) Kal 40 x 46 mm sebanyak 280 pucuk. Dikemas dalam 28 box (10 pucuk/box) dengan berat total 2.212 kg.
Selain itu terdapat Amunition Castior 40 mm, 40 x 46 mm round RLV-HEFJ with high explosive fragmentation Jump Grenade. Dikemas dalam 70 box (84 butir/box) dan satu box (52 butir), total 5.932 butir (71 box) dengan berat 2.829 kg. Saat ini senjata tersebut masih di dalam gudang Kargo UNEX, menunggu rekomendasi dari Badan Intelijen Strategis (BAIS).
--------