[PORTAL-ISLAM.ID] Pernyataan keras Tito Karnavian bahwa ad pihak yang ingin mengoreng kasus Rohingya untuk menyerang Jokowi (Link: http://www.portal-islam.id/2017/09/kapolri-isu-rohingya-digoreng-untuk.html) menuai berbagai reaksi keras netizen.
Mengacu pada pernyataan Kapolri, beberapa netizen pun mengungkap tokoh-tokoh di lyang disebut-sebut akan "menyerang" Jokowi karena telah menggoreng isu Rohingya.
Tokoh yang pertama adalah Paus Fransiskus.
Berikut pernyataan Paus Fransiskus yang dikutip dari Detik
Paus Fransiskus melontarkan kritikan terhadap kekejaman yang dialami warga minoritas muslim Rohingya di Myanmar. Paus menyebut Rohingya disiksa dan dibunuh hanya karena ingin hidup menjalani keyakinan muslim mereka.
Seperti dilansir Reuters, Rabu (8/2/2017), dalam khotbah mingguan di Vatikan, Paus menanggapi laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyebut tentara dan polisi Myanmar melakukan pembunuhan massal, pemerkosaan bergiliran dan membakar desa-desa Rohingya.
"Mereka (Rohingya-red) menderita bertahun-tahun, mereka disiksa, dibunuh hanya karena mereka ingin menjalani budaya dan keyakinan muslim mereka," ujar Paus Fransiskus.
Tokoh kedua adalah Sekjen PBB Antonio Guterres.
Berikut pernyataan Antonio Guterres yang dikutip dari Republika
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Selasa (5/9) menyampaikan keprihatinan yang mendalam mengenai kekerasan oleh pasukan keamanan Myanmar setelah serangan terhadap mereka oleh kaum Rohingya.
Berikutnya adalah puluhan ribu rakyat muslim Chechnya, termasuk Presiden Checnya.
Berikut berita yang dikutip dari ABC News.
In an apparent bid to raise his profile as Russia's most influential Muslim, Chechen leader Ramzan Kadyrov brought tens of thousands of people to the streets of the capital Grozny on Monday to protest what he called the "genocide of Muslims" in Myanmar.
Violence over the past few days in Myanmar's Rakhine state has killed nearly 400 people and prompted thousands of ethnic Rohingya refugees to flee into neighboring Bangladesh.
Berikutnya, para pendemo dari Rusia yang juga dengan sengaja "menggoreng" isu Rohingya.
Berikut berita yang dikutip dari laman Radio Free Erope Radio Liberty,
Protests were held in Moscow, and in Grozny, the capital of the Russian republic of Chechnya, in support of the Muslim Rohingya minority in Burma, also known as Myanmar. The Russian government has refrained from condemning operations by Burmese security forces against Rohingya insurgents, that have led to nearly 90,000 Rohingya to flee Myanmar in recent days. (RFE/RL's North Caucasus Service).
Tak kalah fenomenal dengan para penggoreng isu Rohingya sebelumnya, pemimpin Maladewa termasuk yang paling tegas melawan pemerintah Myanmar.
Berikut pernyataan Menlu Maladewa yang dikutip dari TEMPO
Menteri Luar Negeri Maladewa menyatakan seluruh hubungan perdagangan dengan Myanmar diputus karena kekerasan yang dialami etnis Rohingya.
Pernyataan yang dikeluarkan pada Ahad, 3 September 2017 itu, juga menyebutkan pemerintah Maladewa mendesak Sekretaris Jenderal PBB dan Dewan Hak Asasi Manusia PBB melakukan investigasi atas pelanggaran hak asasi manusia terhadap Rohingya di Myanmar.
Bukan main... ternyata di dunia ini ada banyak sekali pihak yang ingin menyerang kepemimpinan Jokowi.
Kita harus waspada😂.