[PORTAL-ISLAM.ID] Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian menganggap tak perlu ada aksi-aksi merespons konflik Rohingya. Sebab, pemerintah Indonesia juga sudah bergerak.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sudah meminta pemerintah Myanmar menghentikan dan mencegah kekerasan terhadap warganya, khususnya etnis Rohingya. Hal itu disampaikan oleh Jokowi dalam pernyataan resmi di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (3/9/2017).
Kapolri Tito yang baru saja menunaikan ibadah haji ini juga menyatakan isu konflik Rohingya di Myanmar ramai di Indonesia bukan lagi karena mengangkat sisi kemanusiaan tapi "digoreng" untuk menyerang Pemerintah Jokowi.
Ia menilai, isu tersebut diolah sedemikian rupa oleh kelompok tertentu sehingga berbelok menyerang pemerintahan Joko Widodo.
"Dari hasil penelitian itu bahwa isu ini lebih banyak dikemas untuk digoreng untuk menyerang pemerintah. Dianggap lemah," ujar Tito di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (5/9/2017), seperti dilansir Kompas.com.
Link: http://nasional.kompas.com/read/2017/09/05/12285551/kapolri-isu-rohingya-digoreng-untuk-menyerang-pemerintahan-jokowi
***
Pernyataan dari Kapolri Tito ini mendapat beragam tanggapan dari publik di sosial media.
"Padahal ummat hanya menuntut pemerintah berbuat lebih berani sesuai koridor yang berlaku untuk menghentikan pembantaian selamanya, sah-sah saja. Koq malah ditanggapi sangat politis, dan kambuh lagi seruan untuk tidak unjuk rasa. Jikapun pemerintah sudah berbuat sesuai harapan ummat, sah-sah juga koq jika ummat tetap berunjuk rasa sebagai bentuk solidaritas dan pengecaman. Hasil berhaji seharusnya membawa perbaikan diri, meski sedikit," kata Johan Khan di akun fbnya.
"Statement2 aneh kya gini yg bikin suasana jd Kontrapriduktif.." komen akun @dusrimulya di Twitter.
"Istighfar Pak. Bukankah Bpk baru pulang Haji ???" ujar akun @trah1967.
Edan "@kompascom: Kapolri: Isu Rohingya "Digoreng" untuk Menyerang Pemerintahan Jokowi https://t.co/Z7Y0iBNeWO"— Andi Arief (@andiarief__) 5 September 2017
Istighfar Pak. Bukankah Bpk baru pulang Haji ???— Toto Raharjo (@trah1967) 5 September 2017
Maaf, terlalu jauh kl pikiran Kapolri spt ini. Kami adlh manusia biasa yg tdk biasa melihat kekejaman yg luar biasa & sikap jkw biasa2 saja— R.Joe (@RomyYudi) 5 September 2017
Ini kapolri yg haji kemarin kan?ternyata ciri mabrur belum melekat pada anda pak https://t.co/8MupPk3pFU @ronavioleta @RestyCayah @MbahUyok— Pangeran_sutajaya (@Pangeransutaja) 5 September 2017
Padahal ummat hanya menuntut pemerintah berbuat lebih berani sesuai koridor yang berlaku untuk menghentikan pembantaian...
Dikirim oleh Johan Khan pada 5 September 2017