[PORTAL-ISLAM.ID] Pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menyesalkan tidak adanya sikap atau pernyataan tegas dari Presiden Joko Widodo terhadap tragedi Rohingya.
Wakil Ketua Majelis Syuro PKS ini menyatakan persoalan Rohingya sudah selevel pimpinan negara bukan lagi antar duta besar.
Karena itu, HNW mempertanyakan, mengapa sikap Jokowi terhadap Rohingya jauh berbeda ketika merespon teror bom di Paris maupun London.
Padahal, yang terjadi pada etnis muslim di Myanmar itu sudah dikategorikan pelanggaran atau kejahatan HAM berat dan terorisme.
"Yang terjadi di Rohingya lebih mengerikan dari di Paris dan London tapi sampai sejauh ini kita belum dengarkan satu ungkapan apapun dari Pak Presiden," ujar pria yang akrab disapa HNW itu di Kantor DPP PKS, Jakarta, Ahad (3/9/2017).
Apalagi peristiwa perburuan hingga pembantaian etnis Rohingya bisa berdampak pada Indonesia maupun negara Asia Tenggara lainnya.
Sebab, mereka bakal mengungsi ke negara sekitar Myanmar itu. Toh nyatanya, Indonesia sebagai negara muslim terbesar yang sangat dihormati di kawasan Asia Tenggara memiliki relasi cukup baik dengan umat Budha yang ada di sini.
Karenanya, Jokowi perlu bersuara lantang dan terbuka kepada pimpinan Myanmar untuk menghentikan tragedi Rohingya.
Wakil Ketua MPR RI ini juga mendesak pemerintah Indonesia untuk segera melakukan lobi maksimal sehingga ASEAN bersikap untuk menjatuhkan sanksi kepada Myanmar apabila tidak mau menghentikan pengusiran, pembakaran pemukiman, hingga pembunuhan etnis Rohingya.
"Penting Indonesia, ASEAN, OKI, PBB untuk melaksanakan resolusi mantan sekjen PBB Kofi Annan. Diantaranya penyelesaian ini akan menjadi selesai dan adil ketika warga negara Rohingya diberikan kewarganegaraan," pungkas HNW, seperti dilansir Jawa Pos.
Seperti diketahui, saat terjadi teror di Paris yang jaraknya jauh dari Indonesia dibanding jarak ke Myanmar, Presiden Jokowi langsung cepat merespon melalui akun media sosialnya.
"Dukacita mendalam bagi korban aksi kekerasan di Paris. Terorisme, apapun bentuk dan alasannya tidak dapat ditolerir -Jkw," ujar Jokowi di akun twitternya pada 14 November 2015.
Dukacita mendalam bagi korban aksi kekerasan di Paris. Terorisme, apapun bentuk dan alasannya tidak dapat ditolerir -Jkw— Joko Widodo (@jokowi) 14 November 2015
Saat ini, di tetangga sendiri yang lebih dekat jaraknya, korban muslim Rohingya tercatat 400 tewas dan 38 ribu yang terpaksa mengungsi akibat kebiadaban Teroris Negara Myanmar.
Namun.... Jokowi masih diam membisu. Tak ada satupun pernyataan langsung dari Jokowi yang terlontar. Tidak lewat konpers, tidak juga lewat sosial medianya.
Publik jadi bertanya, APAKAH KARENA KORBANNYA ADALAH MUSLIM??? Beda dengan PARIS dan negara Eropa???