[PORTAL-ISLAM.ID] Berbicara di hadapan wartawan usai meresmikan Tol Mojokerto-Kertosono di gerbang Tol Mojokerto, Desa Penompo, Jetis, Jawa Timur, Ahad, 10 September 2017, Jokowi merespon keras wacana pembekuan KPK yang dicetuskan kader PDI P anggota Pansus KPK, Henry Yosodiningrat.
"Korupsi kejahatan yang luar biasa, harus kita berantas," kata Jokowi
Jokowi menjelaskan, KPK merupakan lembaga yang dipercaya rakyat Indonesia untuk memberantas korupsi. Karena itu, KPK harus diperkuat untuk mempercepat pemberantasan korupsi di tanah air
Sayangnya, pernyataan Jokowi ini justru berkebalikan dengan aksi nyata penegakan hukum terkait kasus korupsi. Terutama terhadap kasus Novel Baswedan yang belakangan ini menyita perhatian publik.
Hal ini dicetuskan dengan kritis oleh beberapa warganet.
Mhn maaf Pak,ditunggu aksi nyatanya.Hentikan laku Partai pendukung pemerintah penggerak pelemahan,stop kriminalisasi.TGPF kasus Novel https://t.co/xiXYOBb2QO— 152 Hari (@Dahnilanzar) September 10, 2017
Istri Novel yg bbrp minggu ingin bertemu Pak Presiden pun tak kunjung direspons. Tak seperti aktivis medsos yg sering diundang ke Istana.— Budi Setyarso (@BudiSetyarso) September 9, 2017
@panca66 harus jadi buzzer cebong dulu kalo mau masuk istana baru diterima istri Novel tuh :))— TiaArsene (@tiaraboni) September 10, 2017