[PORTAL-ISLAM.ID] Salah satu tokoh Umat yang dikenal tegas bersikap dan karenanya kerap menjadi sasaran bully para pendukung penista agama, adalah KH Tengku Zulkarnaen atau yang biasa dikenal dengan sebutan Ustadz Tengku.
KH. Tengku Zulkarnain termasuk salah satu Ulama yang aktif bersuara dan memberikan komentar terhadap beberapa masalah dan issu yang sedang hangat diperbincangkan di tengah masyarakat.
Wakil Sekjen MUI Pusat ini aktif bermedsos baik di platform Twitter maupun Facebook. Beliau dikenal sikapnya yang lugas, pernyataannya yang tegas.
Dan ternyata yang belum banyak diketahui, ulama asal melayu ini begitu khidmat terhadap istrinya.
Hal ini diketahui dari perjalanan ibadah haji beliau bersama istri tahun ini. Berikut penuturan langsung KH Tengku Zulkarnaen yang diposting di akun fbnya (7/9/2017):
"Khidmat pada Isteri"
Sudah duapuluh lima tahun sejak pernikahan kami, isteriku setia melayani dan berkhidmat atas keperluanku. Tidak dapat dipungkiri bahwa isteriku ini adalah seorang wanita sholihah, paling tidak menurut penilaian ku selama masa perkawinan kami.
Beberapa hari sebelum keberangkatan kami ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji, beliau, isteriku, harus operasi tapak kaki. Dan di luar dugaan sembuhnya agak lama, sehingga batas waktu keberangkatan kami tanggal 21 Agustus 2017 yang lalu. Beliau sempat mengatakan bagaimana kalau naik haji beliau dibatalkan saja karena kakinya tidak bisa dipakai berjalan dan akan sangat merepotkanku, sebab dalam perjalanan nanti mesti memakai kursi roda. Saat itu aku menjawab:"Biar abang yang mendorongnya selama perjalanan ibadah haji kita di sana".
Udara di Makkah dan Madinah saat ini sedang Panas bahkan mencapai 48% Celcius. Tetapi alhamdulillah, akhirnya semua ritual haji dapat kami selesaikan sekuat tenaga kami. Semoga Allah menerimanya dan menyempurnakan seluruh kekurangan-kekurangan ibadah yang kami lakukan.
Hati ini bahagia sekali saat Thawaf Ifadhoh dan Sa'i dapat kami selesaikan nonstop selama 4 jam. Sungguh kekuatan yang Allah berikan pada kami ini sangat mahal, mengingat usia yang sudah mulai lanjut.
Dan, memang selama ibadah haji ini, tidak ku izinkan siapapun yang mau mendorong kursi roda isteriku, walau banyak rekan, shahabat, atau murid yang dengan senang hati dan antusias menawarkan diri untuk berkhidmat juga. Semuanya aku lakukan sendiri. Alhamdulillah....
(Di luar dugaan teman satu hotel, yakni Bapak Zainuddin, tokoh pembina Muallaf Center, Asal NTT, Hari yang sama wafat saat sedang Sa'i di antara Bukit Shofwa dan Marwah. Semoga beliau husnul khatimah dan Allah muliakan beliau atas jasa jasa beliau pada Islam. Amin....
Sebab dakwah beliau telah banyak orang masuk Islam dan beliau lanjutkan dengan pembinaaan para Muallaf itu pula. Selalu dalam pembicaraan beliau di sini, tersebutkan bagaimana dakwah bisa tegak, dan mualaf dapat bahagia dan terbina..... Subhanallah, risau seorang da'i....)
Isteriku.... semoga khidmat yang sedikit ini dapat membuktikan kasih sayang ku kepadamu. Walau ini semua tidak lah berarti dibandingkan susah payah yang telah engkau berikan kepada aku suami mu, selama 25 tahun perkawinan kita.
Masih ku ingat saat aku mengalami sakit perut yang dahsyat, sehingga mesti makan bubur setahun lamanya. Engkau dengan teliti menyuapi ku di tempat tidur setiap 3 jam sekali. Sampai akhirnya aku sembuh....
Juga masih ku ingat saat kita pulang kampung ke Medan. Saat itu musim kemarau. Udara panas sekali. Tiba tiba listrik mati 4 jam lamanya. Aku tidak bisa tidur siang karena kepanasan. Engkau mengipasi ku dengan sobekan karton di tanganmu selama 2 jam. Aku tertidur nyenyak dan nikmat dari mulai lepas zhuhur sampai azan ashar.....
Juga masih ku ingat saat aku pergi melakukan perjalanan naik haji sambil dakwah jalan darat ke Mekkah tahun 1996. Hal ini ku lakukan karena ingin berbakti dan berkhidmat pada ibuku yang hendak berhaji tahun 1997. Aku tidak rela beliau pergi ke sana tanpa mahram. Dan, karena itu aku mesti mendahului beliau pergi ke Makkah setahun sebelumnya.
Saat itu hampir setahun engkau aku tinggalkan sendirian. Engkau mengurus anak kita seorang diri. Dan, engkau bersabar..... Engkau tidak mengeluh saat sendiri atau pada orang lain, apalagi cemberut dan marah marah. Bahkan, engkau menyambutku bagaikan seorang "Raja yang Baru Menang Perang", saat aku kembali ke rumah kita satu tahun kemudian.... Tidak terhingga rasa syukurku pada MU ya Allah dan terimakasih ku pada mu, wahai isteriku....
Isteriku...., sungguh sangat lah banyak kenangan manis tentang kebaikan mu kepada aku suami mu ini. Oleh karena itu, wahai isteriku, janganlah engkau risaukan sedikit khidmat ku atas mu ini.....
Semoga Allah menyatukan kita dari dunia fana ini, sampai di surga kelak sebagai suami isteri.
Amin....
(KH Tengku Zulkarnaen)
Khidmat pada Isteri Sudah duapuluh lima tahun sejak pernikahan kami, isteriku setia melayani dan berkhidmat atas...
Dikirim oleh KH Tengku Zulkarnain pada 7 September 2017