[PORTAL-ISLAM.ID] Media sosial memegang peran sentral dalam kondisi politik dan sosial suatu negara. Serangan politik kini lebih sering disuarakan melalui media sosial. Fakta ini menjadi sorotan Presiden Joko Widodo saat memberikan orasi ilmiah di Dies Natalis ke-60 Universitas Padjajaran, Bandung, Jawa Barat.
"Hal-hal yang berkaitan dengan sosial media sekarang ini kenapa tidak ada fakultasnya. Karena ini akan mempengaruhi nantinya yang berkaitan dengan sosial politik, karena interaksi individu dengan individu, orang dengan orang, sekarang semuanya lewat sosial media. Sebentar lagi, lima, 10 tahun yang akan datang yang namanya generasi Y, generasi milenial, itulah yang nanti akan mendrive perubahan itu," kata Jokowi.
Jokowi lalu mencontohkan ketika ia bertemu beberapa kepala negara dan pemerintahan, semuanya bertanya kepada dia mengenai bagaimana media sosial di Indonesia. Jokowi kemudian menjelaskan secara gamblang.
"Saya ketemu Perdana Menteri, Raja, Presiden, Emir, semuanya, Presiden Jokowi, bagaimana media sosial di Indonesia, kejam apa ndak? Wah kalau di Indonesia kejam banget, saya jawab," ucap Jokowi.
Saat ini, diutarakan Jokowi, negara-negara di dunia banyak yang bisa mengendalikan medianya. Namun, negara-negara itu tidak bisa mengendalikan media sosial.
"Enggak bisa. Media mainstream bisa dikendalikan. Tapi media sosial tidak. Ndak bisa. Kalau dia punya platform sendiri, ya mungkin bisa," imbuhnya.
"Semua mengatakan kepada saya, yang dekat-dekat saja, Singapura, Malaysia, yang agak jauh, Iran. Presiden Rouhani menyampaikan kepada saya, saya juga kaget. Media sosial begitu sangat terbukanya, dan semua menyampaikan secara terbuka padanya di media sosial," papar Jokowi.
Berkaca dari obrolan dengan para kepala negara tersebut, Jokowi meminta agar semua pihak bisa menggunakan media sosial untuk hal-hal positif. Selain itu, ia juga berharap masyarakat cerdas menggunakan media sosial dengan menghindari fitnah.
"Di kita juga sama, baik ini yang jelek-jelek yang harus kita antisipasi. Hal yang berkaitan dengan fitnah, mencela, menjelekkan, menyalahkan, membuat berita bohong, inilah yang harus dihentikan dan kita pakai media sosial itu untuk hal-hal yang positif. Inilah yang harus kita arahkan," tuturnya.
Sumber: Kumparan
-------------
Pernyataan Jokowi yang mengatakan bahwa media sosial Indonesia kejam, segera menuai komentar para netizen.
Sebagian besar netizen heran dengan ucapan Jokowi, pasalnya yang membuat media sosial Indonesia menjadi kejam adalah tingkah laku dari para buzzer-buzzer pemerintah alias buzzer Jokowi sendiri.
Pendukung siapa pak? Di istana masih punya cermin kan ya...— Lontong Wak Nga (@slametan) September 11, 2017
Lebih kejam PKI..— CYBER SiBebek (@bbkbinong) September 11, 2017
Iya pak, pendukung bapak pelakunya. Bapak yg teriak.— Faizal Hadi (@afaizalhadi) September 11, 2017
Ente yg buat ini kejam..— Syafar Sk (@irsyafaruddin) September 11, 2017