[PORTAL-ISLAM.ID] Aktivitas vulkanik Gunung Agung di Bali masih tetap tinggi. PVMBG mencatat hingga Rabu (27/9/2017) pukul 00.00 - 18.00 WITA terpantau 329 kali gempa vulkanik dangkal, 444 kali gempa vulkanik dalam, dan 56 kali gempa tektonik lokal.
Sampai saat ini pengungsi erupsi Gunung Agung terus bertambah mencapai 96.086 jiwa di 430 titik pengungsian di 9 kabupaten/kota. Sebaran pengungsi tersebut adalah di Kabupaten Badung 15 titik (5.879 jiwa), Kabupaten Bangli 30 titik (5.076 jiwa), Kabupaten Buleleng 26 titik (16.901 jiwa), Kota Denpasar 27 titik (2.539 jiwa), Kabupaten Gianyar 13 titik (1.011 jiwa), Kabupaten Jembrana 29 titik (514 jiwa), Kabupaten Karangasem 100 titik (39.859 jiwa), Kabupaten Klungkung 162 titik (19.456 jiwa), dan Kabupaten Tabanan 27 titik (4.851 jiwa).
“Jumlah pengungsi diperkirakan bertambah karena belum semua pendataan selesai dilakukan. Meningkatnya jumlah pengungsi ini karena masyarakat yang berada di luar zona berbahaya pun juga ikut mengungsi. Sebab masyarakat tidak tahu posisi sebenarnya dari batas radius yang dilarang. Selain itu juga faktor psikologis akibat bahaya dari meletusnya Gunung Agung,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Rabu sore.
Sejak peningkatan status Awas Gunung Agung beberapa hari lalu, radius aman berada 9 kilometer dari puncak kawah. Artinya, lingkaran zona merah ditetapkan berada 9 kilometer jauhnya dari kawah Gunung Agung. Dalam lingkaran 9 kilometer tidak boleh ada aktivitas sama sekali di dalam zona merah, impaknya kondisi ini menimbulkan gelombang pengungsi yang luar biasa.
Dapur Umum ACT
Mengantisipasi kebutuhan pengungsi yang tak tercukupi, Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) dibantu lebih dari 40 relawan gabungan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) memprioritaskan distribusi logistik ke sejumlah posko pengungsian.
“Senin kemarin, distribusi logistik berupa beras, air mineral, popok bayi kita bawa ke Posko Induk Kecamatan Rendang. Lalu peralatan masak dapur umum kita siapkan di Desa Menanga. Sementara itu, distribusi makanan siap saji kita bawa ke Desa Pekraman, Pasuban,” ujar Kusmayadi.
Dari Desa Menanga di sebelah Barat Daya Gunung Agung, ACT siapkan dapur umum yang mampu menyiapkan ribuan paket makanan setiap harinya untuk para pengungsi di posko sekitar radius zona merah Gunung Agung.
“Mulai hari Selasa kemarin (26/9) aktivitas dapur umum ACT sudah berjalan efektif. Tiga kali sehari kita siapkan ribuan paket makanan siap saji di dapur umum untuk kebutuhan pengungsi yang diprioritaskan di Posko Balai Banjar, Desa Menanga, Kabupaten Karangasem. Di Pos Balai Banjar, jumlah pengungsi sekitar 500 orang,” kata Kusmayadi.
Kusmayadi juga mengisahkan, Selasa Sore kemarin, ketika puluhan relawan sedang menyiapkan makan malam di dapur umum ACT, gempa vulkanik cukup kuat sempat membuat panik warga pengungsian di Desa Menanga.
Namun demikian, tak berselang lama setelah kepanikan mereda, salah seorang warga, Wayan (52), datang ke dapur umum dengan mata berkaca-kaca.
“Saya terharu di sini ada tim ACT yang rela jauh datang dari Jawa untuk buka dapur umum di sini. Sebelum ada dapur, kami berhari-hari hanya bisa makan mie instan seadanya,” keluh Wayan menggunakan Bahasa Bali pada relawan lokal MRI Bali.
Sampai cerita ini diunggah, Kusmayadi mengatakan kebutuhan mendesak pengungsi di posko ACT Desa Menanga meliputi logistik beras, alas tidur, selimut, air mineral, air bersih, pakaian dalam, pampers, pembalut, susu, personal hygiene, peralatan dapur umum, dan obat-obatan.
DONASI
Mari berdonasi untuk pengungsi Gunung Agung melalui ACT.
No rekening donasi Gunung Agung Bali:
BNI Syariah 0270 360 372
Bank Mandiri 101 000 4802 482
an. Aksi Cepat Tanggap
Sumber: ACT