[PORTAL-ISLAM.ID] Organisasi HAM internasional Human Rights Watch (HRW) melansir citra satelit per 31 Agustus 2017, dimana 700 rumah etnis Muslim Rohingya dibakar habis di daerah Chein Khar Li.
Sementara per tanggal 1 September 2017 atau saat umat Islam di seluruh dunia khidmat melaksanakan Idhul Qurban, sejak awal shubuh pembakaran kampung oleh militer Myanmar dimulai di perkampungan Ywathi di Myint Hlut, menjelang dhuha pembakaran merambah ke Kyauk Pandu.
Lalu berturut turut hingga sore hari di perkampungan Zadi Farah dan Gawrakhali di wilayah Muangdaw.
"Citra satelit baru ini menunjukkan kehancuran total sebuah desa Muslim, dan menimbulkan kekhawatiran serius bahwa tingkat kehancuran di negara bagian Rakhine utara mungkin jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan semula," kata Phil Robertson, wakil direktur Asia HRW. "Namun ini hanya satu dari 17 situs yang telah kita tempati dimana pembakaran telah terjadi. Pemantau independen dibutuhkan di lapangan untuk segera mengungkap apa yang telah terjadi."
Human Rights Watch mengidentifikasi total 700 bangunan yang hancur di Chein Khar Li dari analisis citra satelit yang direkam pada 31 Agustus 2017. Citra tersebut menunjukkan bahwa 99 persen desa tersebut hancur. Tanda tangan kerusakan sesuai dengan kebakaran, termasuk adanya bekas kebakaran yang besar dan pohon yang hancur.
"Citra satelit baru ini menunjukkan mengapa penting bagi penyidik internasional untuk diizinkan masuk ke negara Rakhine," kata Robertson. "Misi Pencarian Fakta PBB harus mendapatkan kerja sama penuh dari pemerintah Myanmar untuk memenuhi mandat mereka untuk menilai pelanggaran hak asasi manusia di Negara Bagian Rakhine dan mencari cara untuk mengakhiri serangan dan memastikan pertanggungjawaban."
Hampir 400 orang tewas dalam kekerasan di Rakhine Myanmar selama sepekan terakhir dan sekitar 38.000 orang Rohingya sudah menyeberang ke Bangladesh dari Myanmar untuk menyelamatkan diri.
Sumber: https://www.hrw.org/news/2017/09/02/burma-satellite-images-show-massive-fire-destruction
INNALIL'LAH. 21 Rohingya kebanyakan kanak-kanak mati lemas masa menyeberang Sungai Naf untuk selamatkan diri dari pembantaian tentera Burma. pic.twitter.com/sCRMFmTjww— Malek Hussin (@AbdMalekHussin) 31 Agustus 2017