[PORTAL-ISLAM.ID] Jika boleh diringkas, Indonesia memang sedang banyak dirundung berbagai persoalan kebangsaan yang tidak ringan. Menurut budayawan Emha Ainun Najib, yang biasa akrab dipanggil Cak Nun, yang merundung Indonesia pada dasarnya disebabkan oleh beberapa hal yang bersifat primer, tapi juga sekunder.
Mulai dari yang paling mendasar sampai pada cabang-cabangnya. Semua yang terjadi ada sebab dan akibatnya. “Nah, saat ini kita telah mengalami akibat yang sebabnya sedang kita cari,” begitu kata Cak Nun kepada pwmu.co—media resmi Muhammadiyah Jatim—di Bandara Internasional Juanda Surabaya.
Menurut Cak Nun , sebabnya adalah minimal dimulai saat membuat negara, dan lebih diperparah lagi saat era reformasi. “Sejak saat reformasi itu masyarakat tidak punya pijakan yang diyakini. Karena konsep yang sudah disiapkan tidak bisa dilaksanakan akibat penolakan beberapa pihak.”
Cak Nun pun menyoroti tentang kepemimpinan RI saat ini. Dalam pandangannya, keterpilihan Jokowi sebagai Presiden RI hanyalah akibat saja dari berbagai akut bangsa ini. “Lha iyo to pilih imam iku lak ono kriteriae. Lah ini gak ikut itu (memilih imam itu ada kriterianya. Lah, ini tidak punya kriteria, Red), kata Cak Nun. “Lihat saja, jadi walikota gak jangkep (gak selesai), lalu jadi gubernur. Jadi gubernur gak jangkep, jadi Presiden. Ini undang-undang cap opo yo?” tegasnya gemas.
Cak Nun menyatakan bahwa orang Indonesia itu kan kadang mudah dikelabuhi. Seperti saat memilih sosok yang menjadi presiden. “Sepertinya kok di Indonesia tidak ada yang pinter saja,” katanya.
Kondisi kacau dan hancur ini tinggal menunggu pertolongan Tuhan.
“Kita ini sebenarnya sudah serba salah. Sama rakyat salah, sama ilmu salah, apalagi sama Tuhan. Secara teori, kondisi negara kita seperti ini pasti hancur. Tinggal ditolong Tuhan apa tidak,” kata Cak Nun berfilsafat. “Untung Nabi datang duluan. Kalau Nabi datang saat ini, ya bisa-bisa dielek elekno (dijelek-jelekkan), ditangkap polisi.”
Menurut Cak Nun salah satu sebabnya karena orang Indonesia itu terlalu baik sehingga mudah ditipu.
“Orang Indonesia itu apik-apik (baik-baik) semua, meskipun diapusi (dibohongi) setiap hari, yo gak ono seng muring muring (gak ada yang marah-marah),” kata Cak Nun.
Melihat Indonesia kekinian, kata Cak Nun, sesungguhnya bisa dikatakan bahwa bangsa ini benar-benar sudah murtad. “Lihat Almaidah 54, kita ini sebenarnya sudah murtad semua: murtad aqidah, akhlak, ilmu. Nah dalam kondisi ini Allah berjanji akan mendatangkan generasi baru yang saya cintai dan mereka mencintaiku, kata Allah,” tegas Cak Nun.
Secara terjemahan, surat Al-Maidah ayat 54 itu artinya “Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya”
“Makanya saya tidak ragu dan susah karena generasi seperti itu sudah datang dengan pemikiran mereka yang sangat jauh berbeda. mereka lebih terampil, lebih sholeh, lebih profesional dan bisa berpikir lebih menyeluruh,” jelas Cak Nun.
Sumber: pwmu