[PORTAL-ISLAM.ID] Para petani tebu Cirebon semakin gusar. Mereka tidak bisa berbuat banyak karena belum lakunya gula dan masih disegelnya gula-gula milik petani. Bahkan jajaran pengurus DPD Aptri Jawa Barat akan mengepung istana.
Tak kalah gesit, para petani pun mengaku akan melakukan langkah yang lebih ekstrem dan akan mensabotase produksi gula tahun depan jika kondisi tetap seperti ini.
“Ini bentuk kesewenang-wenangan, kalau seperti ini kita akan lakukan yang lebih ekstrem, kita akan sabotase porduksi gula tahun depan, bila perlu tidak usah tanam tebu lagi,” ujar Muamar salah satu petani di wilayah Kerja PG Sindanglaut, Senin (21/8).
Menurutnya, keuntungan bercocok tanam tebu tidak seberapa. Namun yang tidak dia habis pikir kenapa aturan yang dikenakan untuk tebu dan gula begitu ketat dan sangat banyak.
“Lihat petani padi, banyak program, bantuan pun sering, pasarnya jelas, bahkan hasil panen pun diserap Bulog, mereka diperhatikan, tapi kita petani tebu sseperti dijepit dan disuruh mati,” kata Muamar mengeluh.
menurutnya, yang kebingungan saat ini adalah petani-petani kecil yang mempunyai modal kecil. Sehingga penjualan gula adalah mutlak.
Karena saat ini tidak hanya untuk musim tanam saja petani harus berutang. Untuk biaya hidup sehari-hari, petani juga harus berutang. Petani mencari pinjaman sambil menunggu gula laku dijual.
“Kita pelihara tebu itu setahun, sudah panen dan jadi gula tapi tidak bisa dijual, pada punya perasaan gak, coba bayangkan sendiri. Kita makan, hidup, anak sekolah apa tidak pakai biaya, kalau yang petani bermodal seperti PNS dan pengsauha sih tidak masalah, yang seperti kita ini yang nyaris-nyaris meregang nyawa,” ungkapnya.
Ketua DPD APTRI Jawa Barat Nana Karnadi mengatakan, perwakilan petani Cirebon akan ikut dalam aksi turun ke jalan pada 28 Agustus nanti. Bahkan menurut Nana, 1000 petani bakal langsung berangkat dari Cirebon dan akan bergabung dnegan teman-teman petani yang berasal dari berbagai wilayah lainnya.
“Agendanya kepung Istana Presiden, luruk Kantor Kemendagri dan kita juga rencananya akan sambangi kantor wakil rakyat di Senayan,” sebut Nana saat ditemui Radar Cirebon (Jawa Pos Group) usai rapat koordinasi di kantor DPC APTRI Karangsuwung, Kabupaten Cirebon.
Sejumlah tuntutan bakal dikawal para peserta aksi, di antaranya persoalan PPN, peredaran gula rafinasi, gula yang tidak laku. Tuntutan yang terpenting lagi soal penyegelan yang dilakukan PPNS Kemendagri.
“Seluruh daerah akan membawa aspirasi masing-masing dan akan bersama-sama disampaikan di hadapan Presiden,” kata Nana. (Jawa Pos)