[PORTAL-ISLAM.ID] Video demonstrasi santri menolak full day school (FDS) ramai beredar di media sosial. Dalam aksinya yang berlangsung di Lumajang pada Senin (7/8) pekan kemarin, para santri berteriak 'bunuh menterinya sekarang juga'. Dalam aksinya para santri juga membawa atribut Nahdlatul Ulama (NU).
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Said Aqil Siroj pun angkat bicara. Dia mengakui mereka adalah warga NU.
"Ya itu kan anak-anak masa iya mau dikontrol satu-satu ya enggak bisa. Tapi kita sudah berikan pengarahan," kata Said Aqil, di Jalan Kramat 6 Nomor 14, Jakata Pusat, Senin (14/8), seperti dilansir merdeka.com.
Sementara soal banyaknya santri yang demo menolak full day school, Said mempersilakan mereka demo.
"Iya biarkan saja mereka demo tapi kan enggak anarkis, Ya demo kan bagian dari aspirasi,"
Menurutnya, para santri demo sambil membawa bendera NU lantaran merasa tergusur dengan adanya full day school.
"Karena yang akan tergusur itu kebanyakan madrasah yang dikelola oleh NU jumlahnya itu 76 ribu di Indonesia ini," ujarnya.
Selain itu, Said juga merasa tidak yakin program full day school akan cocok bagi para siswa dan santri madrasah dan pesantren. Sebab setelah sekolah reguler dari pagi hingga siang, mereka masih harus menjalani kegiatan madrasah di sore harinya.
"Sekolah lima hari itu akan menggusur madrasah yang telah ada di masyarakat itu ada SD ada madrasah ada masjid. Pagi sekolah di SD afternoon sekolah di madrasah. Saya yakin enggak akan diterapkanlah. Itu saya sudah minta itu dicabut," pungkasnya.
Seperti diketahui, PBNU telah mengeluarkan instruksi kepada seluruh jajaran NU untuk menggelar aksi menolak FDS.
Namun, dalam aksi di Lumajang para peserta aksi meneriakkan "bunuh, bunuh, bunuh menterinya, bunuh menterinya sekarang juga."
[video]