[PORTAL-ISLAM.ID] Kiprah FPI menegakkan Amar Ma'ruf Nahi Munkar kerap dicibir oleh sebagian besar warga dan netizen.
Bahkan tindakan FPI memberantas kejahatan yang selama ini mengancam warga dan tak ditanggapi serius oleh aparat keamanan, tak jarang dinilai sebagai tindakan anarkis.
FPI menjadi semacam public enemy karena keberanian mereka menegakkan kebenaran. Para pembenci FPI tak hanya datang dari warga non muslim. Bahkan, sesama muslim pun kerap menghujat aksi FPI.
Para pembenci FPI, ramai-ramai menghujat, mencaci dan mengolok FPI ketika ormas itu melakukan aksi penegakkan hukum yang dianggap melampaui batas. Namun para pembenci itu tutup mata dan tutup telinga ketika FPI melakukan aksi kemanusiaan yang sangat luar biasa.
Tak jarang, aksi tutup mata dan tutup telinga para pembenci FPI pada berbagai aksi kemanusiaan FPI, dibarengi dengan aksi mulut nyinyir yang menuding FPI munafik dan hanya mencari "muka".
Namun, tak demikian dengan penilaian obyektif dan jernih dari seorang sesepuh Katolik berdarah Yogya yang kini bermukim di Australia. Dengan obyektif, beliau bahkan mengkritik keras para pembenci FPI.
Tak main-main, rangkaian twit Antonius Boediono (@asboediono), yang oleh para netizen dipanggil Romo (artinya Bapak) menampar telak para pembenci FPI.
"Setiap orang yang kepentingan maksiatnya terganggu pasti membenci FPI (fakta) mengapa karena Hukum Positif Negara belum berkeadilan #hening."
"Kepentingan Maksiat itu bermacam-macam bentuknya, bisa Miras, Pelacuran, Pesta sex, Korupsi, Narkoba, Begal dan masih banyak lagi #hening"
"Umat Islam harus bersyukur dengan keberadaan FPI (mereka mengingatkan dengan ucapan dan tindakan) mengingatkan penting dilakukan #hening"
"#Reminder supaya kembali keajaran agama (penting) dimana Agama selalu mengajarkan kepatuhan dan ketaatan pemeluknya kepada Tuhan #hening"
"FPI selalu mengingatkan tindakan lewat Kemanusiaan (fakta), kita tidak boleh menutup Mata sebelah atau menutup kedua belah Mata #hening"
Disini terbukti bahwa yg membenci FPI itu bukan penganut, katolik, kristen, hindu atau budha. Tapi para penganut kemaksiatan.— Hidayat (@hidayatabd) 20 Agustus 2017