[PORTAL-ISLAM.ID] Air mata atlet putri tolak peluru, Eki Febri Ekawati mengalir begitu lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumadangkan di Stadion Bukit Jalil, Jumat 25 Agustus 2017 pekan lalu. Nyanyian itu membuat proses penyematan medali emas nomor tolak peluru putri SEA Games 2017 Kuala Lumpur menjadi amat mengharukan baginya.
Butuh 10 tahun bagi Eki untuk bisa mewujudkan mimpi mempersembahkan medali emas SEA Games kepada Indonesia. Sempat diturunkan pada SEA Games 2011 Jakarta-Palembang lalu, dia hanya bisa menempati urutan kelima.
Namun nahas baginya kini. Meskipun memberi kebanggaan kepada Indonesia, namun rupanya Eki higga kini belum mendapatkan haknya sebagai atlet nasional. Sejak Januari 2017 hingga sekarang, uang akomodasi yang seharusnya dia dapatkan tak kunjung diterima.
"Saya atlet peraih emas SEA Games 2017. Uang akomodasi (makan, penginapan, dll) belum juga dibayar dari bulan Januari-Agustus. Padahal SEA Games sudah hampir selesai. Gimana mau maju? Birokrasi dan sistem olahraga di Indonesia yang ribet," keluh Eki melalui akun Instagram pribadinya sebelum penutupan SEA Games.
"@ina_seagames2017 bilang min, pemerintah juga harus introspeksi terkait penyebab kenapa Indonesia tidak maksimal di SEA Games sekarang," lanjut Eki.
Pengakuan Eki ini sontak ramai viral di sosil media.
Atlet berusia 25 tahun tersebut tentu tak sendirian menghadapi masalah macetnya pendanaan dari pemerintah. Sejak masa persiapan hingga keberangkatan, kontingen Indonesia dibelit masalah tersebut.
Faktor inilah yang kemudian mencuat ke publik, menyusul prestasi kontingen Indonesia di ajang dua tahunan itu tak maksimal. Dari target 55 medali emas, cuma 38 yang sanggup dibawa pulang ke Tanah Air, sebuah rekor terburuk sepanjang sejarah SEA Games sejak 1977.
"Dalam konteks tidak berhasilnya Indonesia menenuhi target, kami juga menyadari bahwa di antaranya karena secara teknis dan non teknis akibat kendala anggaran tersebut, dan kami mohon maaf," tutur Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S Dewa Broto, seperti dilansir VIVAnews, Kamis (31/8/207).
Faktor non-teknis ini sayangnya berupa kedzoliman terhadap hak-hak atlit. Dan kedzoliman adalah bukan perkara kecil, bukan soal sepele.
وَاللّهُ لاَ يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
“Dan Allah tidak menyukai mereka yang zalim.” (QS. Ali Imran 57)
Bahkan...
أَلاَ لَعْنَةُ اللّهِ عَلَى الظَّالِمِينَ
“Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) kepada orang yang zalim.” (QS. Huud 18)