by Fahri Hamzah:
1. Ada satu situasi, Semacam intimidasi dengan menggunakan perkakas kekuasaan dan hukum. Pelan2 melata dan merayap.
2. Lalu semakin terasa, Nampak berwujud sesuatu yang menyeramkan dan mengancam.
3. Bahwa kita hanya punya satu pilihan yaitu bersama yang berkuasa dan mengendalikan negara.
4. Kalau tidak bagaimana? Kita akan menghadapi masalah, Lalu berada dalam masalah... Sampai kita minta tolong...
5. Lalu kalau sudah minta tolong dan nyatakan diri bersama yang berkuasa maka habis perkara...selesai...
6. Ini hanya imajinasi... Mungkin juga tidak ada dalam kenyataan...tapi cerita ini tidak baru...ada di awal masa...
7. Mungkin juga ini bukan salah yang berkuasa.. tetapi oportunisme atau pragmatisme. Atau semacam kematian jiwa.
8. Karena kalau sudah berhadapan dengan resiko, semua orang berhitung, untung rugi dikalkulasi.
9. Dan kadang ada yang datang dari mental pragmatis, "buat apa saya melawan"'. Demikianlah.
10. Maka dapat dimengerti kenapa usia otoritarianisme di negeri ini cukup lama bertahan?
11. Tapi Pada akhirnya kita akan minta tolong, bukan kepada Tuhan. Tapi kepada yang Berkuasa.
12. Dan dengan murah hati dan kebaikan hatinya ia akan memaafkan segala kesalahan dan kelancangan kita.
13. Dengan senyum ia akan menjulurkan tangan maaf nya penuh kasih. "Saya maafkan Dan tolong jangan diulangi" katanya ramah.
14. Orang2 menerimanya seperti menerima keberkahan dari tuhan...bersyukur luar biasa. Terharu....
15. Bahkan ada yang lebih dari itu, Mulai memuja dan memuji serta menciptakan mitos tentang kebaikan hati penguasa...
16. Inilah sebuah bangsa yg bergumul dengan kenyataannya dan melangkah terseok2 oleh dera jiwanya...
17. Ini adalah kenyataan dalam paras bangsa. Tetapi juga kenyataan budaya di mana-mana. Feodalisme masih merajalela.
18. Yang berkuasa mudah sekali ditinggikan dan menjadi lupa diri. Yang dibawah mudah sekali ditindas dan menyerah.
19. Padahal kita adalah manusia merdeka dan tidak akan ada kemerdekaan itu sampai kita meyakini bahwa ia adalah hak kita.
20. Bahwa manusia setara dan kita tidak akan membiarkan, "exploitation de l'homme par l'homme" seperti kata Bung Karno.
21. Kapankah rasa takut hilang kepada kekuasaan manusia dan eksploitasi serta inti hadir?
22. Pada pengertian kolektif kita mengatakan bahwa itu semua terjadi ketika peradaban bangsa kita telah maju tinggi dan beradab.
23. Tetapi secara pribadi, Kata bung karno kalau kita telah menjadi insan kamil. Manusia bertauhid yg hanya takut pada Tuhan.
24. Demikianlah. Kita tertatih2 oleh kemunafikan. Membuat kita samar.
25. Wallahualam.
Dari twit @Fahrihamzah (3/8/2017)
Baca juga: Setelah Jadi Tersangka, Hary Tanoe Banting Setir Dukung Jokowi di Pilpres 2019, Cari Aman?