By: Ust. Nandang Burhanudin
(1) Pecat memecat, bersih-bersih, pilah-pilih adalah hal lumrah dan wajar di sebuah organisasi. Apalagi jika didasari alasan kuat, kondisi mendesak, regenerasi, bukan like dislike atau pembersihan kalangan yang berbeda pandangan.
(2) Koran Yeni Safaq misalnya, menegaskan indikasi penggantian pengurus AKP di semua level. Tak tanggung-tanggung, reorganisasi akan dilakukan oleh Presiden AKP yang juga Presiden Turki, Tn. Erdogan.
(3) “Tidak mungkin kita melanjutkan perjuangan kita dengan sosok-sosok kader yang kapasitas leadershipnya minim. Rakyat Turki menunggu terobosan-terobosan kader AKP untuk melanjutkan pelayanan yang telah dimulai 15 tahun lalu”, tegas Tn. Erdogan.
(4) “Turki kini head to head dengan 3 organisasi teroris; ISIS,Gulen, PKK. Tugas kader AKP, menjalis soliditas dengan rakyat selain yang paling utama menyandarkan kekuatan kepada Allah. Kita wajib bersatu melawan destroyer luar dalam.”
(5) Harian Sabah, memuat statement Tn. Erdogan lainnya, “Di AKP, tidak ada lagi para petualang politik dan politikus petualang. Mereka yang mengalami kejenuhan dan tak menyiapkan kapasitasnya untuk menuju Turki 2023.”
(6) AKP yang telah terbukti menjadi partai bersih, peduli, profesional, dan aktual terpercaya. Tak menutup kepada evaluasi, muhasabah, intropeksi dan tidak antipati pada kritik. Tn. Erdogan kokoh pada narasi besar: Turki 2023. (Turki 2023 menandakan Turki Baru pasca 100 tahun runtuhnya Khilafah Islam.)
(7) Karena visi itulah, sebagai lokomotif peta jalan, Tn. Erdogan tak kenal lelah menggedor jiwa-jiwa kader AKP untuk menjadi yang terbaik membangun negeri. Tidak terjebak pada remeh temeh dan konflik internal.
(8) Jadi alasan pemecatan yang dilakukan Tn. Erdogan kepada kader AKP adalah; 1. Kapasitas leadership minim; 2. Misreading terhadap harapan rakyat; 3. Tidak siap berpacu dengan ide besar Turki 2023. Ingat bukan yang lain!
(9) Tn. Erdogan sadar betul, pelbagai konflik di Timur Tengah terbukti sangat erat hubungannya dengan pelemahan Turki. Tragedi Syiria, Irak, hegemoni Iran, krisis Teluk, semua adalah kasus artifisial dengan Turki target utamanya.
(10) PKK, Gulen, PYD, ISIS adalah organisasi-organisasi yang end user-nya diketahui adalah Israel, AS, Iran, UE. Bahkan saat Assad bebas membunuhi rakyatnya, Turki ketiban jutaan pengungsi yang tak disentuh PBB sama sekali.
(11) Tidak ada cara lain bagi Turki di era Tn. Erdogan, menjaga stabilitas Turki dengan kemajuan ekonomi, militer, teknologi di satu sisi. Plus rahman-rahim Turki sebagai “Pelindung rakyat-rakyat dunia yang dizhalimi.”
(12) Karena Turki di bawah komando AKP, Tn. Erdogan harus pandai-pandai memilih SDM partai. SDM yang siap menjadi ujung tombak setiap program kemajuan Turki. Kader AKP yang utuh dan siap membuka kembali kejayaan Utsmani di masa datang.
(13) Jadi bagi kader AKP, tidak ada alasan untuk terus menjadi komandan; jika tak punya kapasitas leadership dan tak memahami peta jalan perjuangan, apalagi menjadi elitis yang sekedar ingin eksis.
Sumber: http://nandang.me/2017/08/tn-erdogan-pun-memecat-kader-kader-akp/
NB: Recep Tayyip Erdogan kembali terpilih sebagai Ketua Umum Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) dalam Kongres Luar Biasa yang digelar AKP pada 21 Mei 2017. Sebelumnya pada 2014 saat terpilih sebagai Presiden Turki, Erdogan melepaskan jabatan Ketum AKP karena dilarang konstitusi. Pasca Referendum 16 April 2017, konstitusi berubah ke sistem Presidensial dan tidak ada lagi larangan bagi Presiden untuk menjadi anggota atau pimpinan parpol.