[PORTAL-ISLAM.ID] Pemerintah rezim As-Sisi Mesir telah menghentikan dan melarang konvoi bantuan kemanusiaan dari Lembaga Ulama Islam Aljazair untuk menyeberang ke Jalur Gaza melalui gerbang perlintasan Rafah.
"Keputusan Mesir untuk memblokir masuknya konvoi bantuan sangat disayangkan dan tidak mencerminkan semangat positif yang baru-baru ini menandai hubungan Gaza-Mesir," kata Komite Nasional untuk Memecah Blokade Gaza dalam sebuah pernyataan pers.
Kafilah bantuan Aljazair ini terdiri dari 14 truk yang berisi obat-obatan, alat medis, kendaraan ambulan, dan genset untuk Rumah Sakit Gaza yang nilainya sebesar 1 juta dolar.
Ketua Tim Bantuan di Lembaga Ulama Islam Aljazair, Yahya Shari mengatakan, perundingan yang berlangsung dengan pemerintah Mesir untuk memasukkan kafilah bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza menemukan jalan buntu.
Shari menambahkan dalam keteranganya kepada QudsPress kemarin Selasa (22/8/2017) bahwa saat ini kafilah bantuan kemanusiaan terpaksa harus kembali ke Aljazair. Hal itu dilakukan agar bantuan itu tidak rusak karena cuaca panas.
Shari menandaskan, pihaknya tidak akan menyerah dan tidak akan gagal. Kami akan terus bekerja membela Palestina.
Jalur Gaza telah diblokir oleh Israel melalui udara, darat dan laut sejak 2007.
Dan sejak presiden sah Mesir Muhammad Mursi dikudeta As-Sisi pada 2013, Mesir menutup permanen gerbang Rafah yang menjadi pintu masuk perbatasan Gaza-Mesir.
Jalur Gaza memiliki tujuh penyeberangan perbatasan yang menghubungkannya dengan dunia luar.
Enam di antaranya dikendalikan oleh Israel, sementara yang ketujuh - penyeberangan Rafah - dikendalikan oleh Mesir, yang telah ditutup sejak penggulingan Presiden Muhammad Mursi. Hanya sesekali gerbang Rafah dibuka oleh rezim As-Sisi. Padahal pada era Presiden Mursi, berbagai bantuan mengalir ke Gaza melalui pernyeberangan Rafah.
Laknat Allah untuk As-Sisi dan pendukungnya.
Sudah tidak mau membantu, bantuan lewat pun tak boleh...— Man In Ndeso (@suhartocpb1) 24 Agustus 2017