[PORTAL-ISLAM.ID] Satgas Pangan Polri menggerebek dan menyegel pabrik beras produsen beras merek "Maknyuss" dan "Cap Jago" milik PT Indo Beras Unggul (PT IBU), anak perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk (AISA), di Bekasi, Jawa Barat, Kamis (20/7/2017) malam.
Berita penggerebekan produsen beras Maknyuss ini mengagetkan publik terutama para konsumen pembeli beras Maknyuss.
Berikut TESTIMONI salah seorang pembeli beras Maknyuss, ibu Murni Wijayati yang ditulis di akun fb-nya (23/7/2017):
"Ini foto stok beras di rumah saya. Pertama kali beli saya nggak tahu ini perusahaan punya siapa. Tapi mungkin karena korban iklannya pak Bondan Winarno jadinya pengin beli, barangkali memang rasanya maknyuss seperti iklannya.
Bagi saya yang Jawa tulen, makan enak itu parameter pertama adalah nasinya. Kalau nasinya cocok, lauk kecap dan krupuk pun jadi. Lauk itu urusan berikutnya.
Selain itu juga ada pertimbangan ekonomis khas emak-emak. Beras ini memang harganya lebih murah dibanding beras kemasan sejenis. Juga karena bebas pemutih pewangi dan pengawet. Ditambah lagi dicantumkan tanggal kadaluwarsa. Beras lain jarang yg mencantumkan tanggal kadaluwarsa.
Dan setelah dimasak, ternyata memang enak. Dan pulen, selera orang Jawa. Tentu saja sebelum habis sudah harus beli lagi.
Dan setelah ada kasus penggerebekan, justru jadi tahu kalau salah satu pemiliknya pak Anton Apriantono. Bukan konglomerat atau Taipan, apalagi 9 cacing eh...
Jadi rencananya, besok bakalan borong deh beras MAKNYUSS...siapa tahu bakal hilang dari peredaran.
*eh yang lucunya, masak kapolri turun langsung buat gerebeg gudang beras. Sudah pasti lah gak ada perlawanan, yang jaga paling satpam yang cuma pegang pentungan. Lihat polisi juga keder, kalah kekuasaan. Mbok ya kalo mau ikutan nggrebek itu yang agak elit sedikit, bandar narkoba gitu. Kan seru pake adegan tembak-tembakan kayak film India."
Demikian penuturan ibu Murni Wijayati.
__
Sumber: fb ibu Murni Wijayati
Ini foto stok beras di rumah saya. Pertama kali beli saya nggak tahu ini perusahaan punya siapa. Tapi mungkin karena...
Dikirim oleh Murni Wijayati pada 22 Juli 2017