[PORTAL-ISLAM.ID] Pasca pemutusan jaringan aliran listrik di Villa Doa Yatim Sejatera sepekan lalu, anak-anak penghuni panti asuhan berbondong-bondong mendatangi Kantor PLN Rayon Pacet, Mojokerto.
Kedatangan mereka bukan tanpa alasan. Anak-anak yatim piatu itu datang membawakan uang denda sebesar Rp 10 juta guna mendapatkan penerangan kembali.
Puluhan anak yatim piatu ini terlihat membawa celengan dan beberapa uang receh yang telah dihitung.
Uang tersebut merupakan hasil menabung selama satu tahun terakhir yang disengaja disisakan dari uang saku sehari-hari.
Uang itu akan dibayarkan kepada pihak PLN sebagai denda uang dibebankan kepada Villa Doa Yatim Sejahtera karena telah dituduh mencuri jaringan listrik.
"Kami ke sini bermaksud untuk membayarkan denda yang dibebankan kepada kami. Jadi kami memiliki tanggung jawab untuk membayarkan sesuai aturan yang diberlakukan mereka. Kami mengajak anak-anak yatim piatu untuk membayar ini sebagai bentuk pembelajaran atas sikap tanggung jawab dan kami bukan pencuri," tegas Pengasuh Villa Doa Yatim Sejahtera Muhammad Mukidin Al Jubali, Selasa, 11 Juli 2017.
Kasus pemutusan jaringan di rumah sosial di Desa Kembangbelor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto ini, sontak saja menyedot perhatian khalayak.
Sempat menjadi viral di berbagai sosial media, banyak simpati pun berdatangan untuk membantu beban yang ditanggung oleh 50 anak yatim yang telah bertahun-tahun menghabiskan waktu di sana.
Saat pembayaran denda, terlihat beberapa donatur turut hadir.
"Selain dari tabungan anak-anak, ada juga pemberian dari donatur. Kami sengaja meminta mereka datang dan ikut untuk menyaksikan pembayaran denda. Karena ini amanah, dan supaya mereka tahu bahwa kami benar-benar membayarkan uang yang telah disumbangkan untuk pembayaran denda," jelas kata pria yang akrab disapa Mukhidin.
Uniknya pembayaran yang dilakukan oleh anak-anak panti ini menggunakan uang koin dan pecahan. Seperti Rp 200, Rp 500, dan Rp 1000.
Uang tersebut dikumpulkan dan diberikan langsung kepada Manager Rayon Pacet PLN Area Mojokerto Febru Radhianjaya. Uang tunai senilai Rp 10 juta dibayarkan secara lunas kepada pihak PLN.
"Kami sudah menerima pembayaran denda dari mereka secara lunas. Nanti kami pastikan liatrik di Villa Doa Yatim Sejahtera akan kembali menyala. Maksimal jam 13.00 wib ini listrik bisa dimanfaatkan kembali," kata Febru Radhianjaya.
Usai melakukan pembayaran denda, raut wajah anak-anak yatim pun berubah. Dengan kompak dan suara lantang, mereka mengucap syukur dengan melantunkan shalawat dan beberapa ayat suci alquran.
Berikut videonya.
KEJADIAN' Hari Selasa 11 juli 2017...Para Anak Yatim Serahkan Celengan2 Mereka Ke PLN,Karena Listrik Panti Asuhan Di Cabut #Mojokerto #miris pic.twitter.com/37X3DE87D5— Muslim_Bersatu (@Muslim_Bersatu1) July 13, 2017
Netizen pun berkomentar.
Anak" Terlantar & Yatim Piatu diPelihara oleh Negara??— °οΊ ο»Ji οΊ° (@BontJiee7) July 13, 2017
π
Kenyataannya??
Nangis lihat seperti ini, haruskah kami diam saat anak yatimpun kamu perlakukan seperti ini— setia (@faisal_haq75) July 13, 2017
Ya Allah.. negeriku. Anak-anak yatim itu menjadi tambah yatim.— Namaku Ombak (@bandabening) July 13, 2017
Ga habis Fikir Gue Cahaya ut rumah Anak Yatim Saja Tega Dibuat Gelap.. Pejabat Orang Penting & Pimpinan PLN Sendiri Udah Buta Hati Yaa..— AriBandrolly (@Ariyanto82) July 13, 2017