(Ust. Anshari Taslim)
Orang kalau sudah dengki dan ghill kepada sesama muslim apalagi pejuang jihad maka semua metode perjuangan saudaranya yang tampak di matanya hanya salahnya. Kalaupun sudah tak ada, dicari lagi celah salahnya meski hanya dengan persepsi sepihak.
Ketika pejuang HAMAS belum punya senjata dan hanya bisa melawan tank Israel dengan batu, maka mereka keluarkan hadits Abdullah bin Mughaffal di mana Rasulullah melarang Khadzaf (semacam gundu dari kerikil yang dilemparkan dengan tangan). Padahal, larangan itu punya illat yaitu tidak bisa dijadikan alat berburu dan tak bisa membahayakan musuh, tapi tentu hukum akan berubah kalau dalam keadaan terpaksa.
Setelah tak lagi pakai batu dan bisa merakit bom namun tak punya alat buat melempar bom sementara pemukiman penduduk Palestina terus digusur, tanah dirampas, keluarga dibunuh, masjid pun dirobohkan demi pembangunan pemukiman illegal Yahudi, pejuang Palestina terpaksa meledakkan diri sendiri untuk membunuh para penjajah. Namun, golongan itu juga dengan sedapnya meledek saudaranya yang berjuang dengan maut itu dengan mengatakan itu mati konyol. Padahal syekh-syekh mereka yang melarang perbuatan itu sendiri tetap menganggap pelakunya bila melakukan itu dengan ijtihad diharapkan dia tidak berdosa, semisal fatwa Syekh Al Utsaimin.
Belakangan ketika para mujahidin Hamas berhasil punya senapan dan roket serta persenjataan lebih canggih, cara bom "bunuh diri" itu sendiri sudah semakin ditinggalkan dan diganti dengan senapan mesin serta roket, eh mereka nyinyir lagi dibilangnya menjadi penyebab Yahudi ngamuk, bahkan ada seorang bloger mereka yang dengan pede mengatakan jihad di Gaza tahun 2009 itu tidak syar'i dengan analisa ngawurnya yang bertentangan dengan fatwa banyak ulama.
Itu semua makin membuktikan bahwa para oknum yang ada di komunitas tersebut memang banyak yang sakit, tidak punya empati akibat ghill dan sentimen akut pada satu kelompok, hingga mereka kehilangan nalar dan rasa ukhuwwah.
Mari kita selalu memohon kepada Allah dijauhkan dari ghill.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِ خْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإِيمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِينَ ءَامَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Ya Tuhan kami, ampuni dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yang mendahului kami dalam iman, dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami ghil (perasaan dengki dan dendam) terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau amat melimpah belas kasihan dan rahmat-Mu.” (QS. Al-Hasyr, 59: 10)