[PORTAL-ISLAM.ID] Nama Anton Apriyantono tiba-tiba mencuat pasca penggerebekan Satgas Pangan Polri terhadap pabrik beras PT Indo Beras Unggul (PT IBU) di Bekasi yang memproduksi beras Maknyuss dan Ayam Jago, Kamis (21/7/2017) pekan kemarin.
Anton Apriyantono, mantan Menteri Pertanian dari PKS era Presiden SBY, adalah salah satu Komisaris Utama dan Komisaris Independen perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yang salah satu anak perusahaannya adalah PT IBU.
Alumni IPB jurusan Teknologi Hasil Pertanian (1978-1982) ini memang tidak asing dengan dunia pertanian. Bahkan saat menjadi Menteri Pertanian (2004-2009) prestasinya sangat fenomenal berhasil mewujudkan Indonesia swasembada beras pada 2008.
Prestasi maknyuss menteri Anton ini diakui oleh Organisasi Pangan Sedunia/Food and Agriculture Organization (FAO).
Berikut beberapa arsip berita saat itu....
Tokoh Perubahan Mencapai Swasembada Beras
Setelah berjuang hampir empat tahun, Mentan Anton Apriyantono berhasil membawa Indonesia kembali berswasembada beras.
Anton Apriyantono dikenal sebagai sosok menteri yang bersih. Tak terdengar isu miring menerpanya, semisal dugaan korupsi atau penyalahgunaan wewenang lainnya. Sebagai Menteri Pertanian (Mentan), pria kelahiran Serang, 5 Oktober 1959, itu juga dinilai mampu menjalankan amanat reformasi di departemen yang dipimpinnya. Begitulah penilaian harian umum Republika, koran nasional terbitan Jakarta yang menobatkan Anton sebagai satu dari lima tokoh produktif dan reformatif.
Anton Apriyantono dianugerahi penghargaan Tokoh Perubahan 2008 oleh Republika pada awal bulan ini. Selain Anton, ada empat tokoh lainnya yang menerima penghargaan sejenis, yakni Nur Hassan Wirajuda (Menteri Luar Negeri), A. Riawan Amin (CEO Bank Muamalat), Seto Mulyadi (Ketua Komnas Perlindungan Anak), dan Darmin Nasution (Dirjen Pajak).
''Anton Apriyantono dipilih sebagai tokoh produktif dan reformatif karena berhasil membawa swasembada beras dan jagung. Anton juga dikenal sebagai figur yang bersih dan bersungguh-sungguh mengabdikan dirinya untuk bangsa dan negara,'' demikian, antara lain, alasan Republika memilih doktor kimia pangan lulusan Reading University, Inggris, itu sebagai salah satu penerima anugerah Tokoh Perubahan 2008.
Mendapat Pujian FAO
Mentan Anton Apriyantono dianggap berhasil mengangkat Indonesia dari status pengimpor beras menjadi negara berswasembada beras dan bahan pangan lainnya. Status swasembada pangan itu diperoleh pada 2008 setelah hampir empat tahun Anton berjuang bersama jajarannya di Departemen Pertanian (Deptan) RI.
Pada 2004, Indonesia masih mengimpor beras sebanyak 29.350 ton. Tahun berikutnya, jumlah impor beras naik menjadi 68.000 ton. Pada 2006, jumlah impor beras kembali naik menjadi 83.100 ton, dan pada 2007 malah menjadi 1,3 juta ton. Namun, tahun 2008, produksi padi Indonesia mampu memenuhi seluruh kebutuhan beras nasional. Pencapaian produksi hingga akhir tahun yang mencapai 38,6 juta ton beras. Sedangkan dari sisi konsumsi dan stok hanya mencapai 37 juta ton. Indonesia pun tidak impor beras. Bahkan surplus. Inilah swasembada beras prestasi Menteri Pertanian Anton Apriyantono.
Kenaikan produksi padi itu diikuti naiknya produksi jagung dan kedelai. Pada 2008, produksi jagung naik 19,36% dari produksi tahun 2007 menjadi 15,86 juta ton. Sedangkan produksi kedelai naik 28,47% dari tahun 2007 menjadi 761.210 ton. Angka-angka yang dilaporkan Badan Pusat Statistik itu diperoleh berdasarkan pantauan terhadap realisasi panen pada periode Januari-Agustus 2008, plus ramalan pada periode September-Desember 2008.
Meningkatnya produksi pertanian itu diikuti juga dengan meningkatnya nilai ekspor komoditas pertanian. Selama periode Januari-September 2008, jumlah ekspor pertanian Indonesia meningkat 42,64% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2007. Angka ini lebih tinggi dari yang dicapai sektor industri dan sektor pertambangan.
Sukses yang diraih sektor pertanian Indonesia mendapat pujian dari Organisasi Pangan Sedunia (FAO). Dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Roma, Mei 2008, FAO memuji Indonesia sebagai negara paling stabil dalam mengelola harga pangan. Buktinya, ketika harga pangan naik lebih dari 100% di sejumlah negara, seperti Vietnam, Filipina, dan Malaysia, di Indonesia harga pangan tetap stabil, meskipun ada momen besar seperti Lebaran dan Tahun Baru. Hal ini terjadi karena pasokan pangan mampu memenuhi permintaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Dunia Akui Swasembada Beras RI 2008
Sejumlah negara peserta Konferensei Menteri Pertanian Internasional ke-2 di Berlin, Jerman memberikan pengakuan terhadap keberhasilan Indonesia mencapai swasembada beras kembali pada 2008. Hal itu terjadi di forum 2nd Internasional Conference of Agriculture Minister di Arena Pameran dan Forum International Green Week. yang berlangsung pada 16-21 Januari 2009 di Jerman.
Mentan Pertanian RI Anton Apriyantono dalam kesempatan tersebut tampil sebagai pembicara panel bersama Komisioner Pertanian dan Pengembangan Wilayah, Uni Eropa, Mariann Fisher Boel, Menteri Pertanian Cina, Chen Xiao Hua, Menteri Pangan, Pertanian dan Perlindungan Konsumen, Jerman, Ilse Aigner, dan Menteri Pertanian Rusia, Alexej W. Gordejev.
Tiga Faktor Kunci
Keberhasilan mencapai swasembada beras tentu amat melegakan, lebih-lebih ketika dunia tengah dilanda krisis ekonomi dan isu perubahan iklim global mengancam tingkat produksi pertanian. Anton menegaskan bahwa sukses ini adalah jasa seluruh petani dan masyarakat pertanian Indonesia.
Tentu saja keberhasilan itu tidak terlepas dari kinerja Mentan Anton Apriyantono sendiri. ''Swasembada beras yang dicapai pada 2008 merupakan hasil kinerja Mentan yang bekerja dengan sungguh-sungguh,'' kata Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan, Winarno.
Ketika ditanya mengenai kunci suksesnya membangun pertanian, dengan rendah hati, Anton menyebut tiga faktor sebagai kunci keberhasilannya.
Faktor yang pertama, menurut Anton, adalah keyakinan. "Kita harus yakin bahwa kita bisa," katanya. Faktor yang kedua adalah political will yang benar dan sungguh-sungguh. Komitmen untuk mewujudkan swasembada beras ditegaskan pemerintah dengan Program Revitalisasi Pertanian. Itulah political will yang merupakan kesungguhan untuk mencapai cita-cita berswasembada beras.
Sedangkan faktor ketiga adalah ketepatan mencanangkan program. Menurut Anton, untuk mewujudkan program swasembada beras, dibutuhkan dana besar, tapi sangat berisiko gagal. "Namun, karena program ini tepat sasaran dan realistis, bisa direalisasikan,'' ujarnya.
Pada awalnya, Program Revitalisasi Pertanian untuk mencapai swasembada pangan sempat diragukan banyak kalangan. Mereka tak yakin bahwa program ini akan berhasil. ''Begitu program swasembada beras dicanangkan, kami langsung bekerja dengan penuh keyakinan, dan ternyata tidak sia-sia,'' kata Anton.
Tak Segan Menginap di Desa
Menteri Pertanian Anton Apriyantono tak segan berkunjung dan menginap di desa-desa untuk memberikan motivasi, bimbingan, dan arahan kepada para petani. ''Dengan cara ini, saya bisa mengetahui kesulitan petani dan sekaligus memberikan solusi,'' ujar Anton.
Selain bekerja keras untuk pembangunan pertanian, secara internal Anton juga berupaya mereformasi departemennya. ''Saya berusaha menjaga kebersihan lembaga,'' ujarnya. Para pejabat yang direkrut untuk mendampinginya, menurut Anton, adalah para birokrat yang bersih, tidak bermental korup.
Selain itu, Anton juga senantiasa menerapkan manajemen terbuka, dengan sistem kontrol dan monitoring program yang berjalan baik. Program di setiap wilayah kerja ia jadikan program bersama, sehingga seluruh komponen Deptan ikut bertanggung jawab menyukseskannya.
Anton juga senantiasa menjaga hubungan harmonis dengan komunikasi yang terjalin erat dengan para bawahannya. Dengan hubungan yang harmonis itu, Anton yakin, setiap individu akan memiliki rasa kebersamaan sehingga merasa turut bertanggung jawab untuk bersama-sama menyukseskan setiap program yang dicanangkan.
Referensi bacaan:
Tokoh Perubahan Mencapai Swasembada Beras
http://arsip.gatra.com/2009-01-22/majalah/artikel.php?pil=23&id=122459
RI Swasembada Beras di 2008
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-1061329/ri-swasembada-beras-di-2008
Dunia Akui Swasembada Beras RI 2008
http://www.republika.co.id/berita/shortlink/27383
Profil Anton Apriyantono
https://id.wikipedia.org/wiki/Anton_Apriyantono
***
BEGITULAH PEKERJAAN MENTERI... PRESTASINYA MENDUNIA
PRESTASI DENGAN SWASEMBADA PANGAN, SEJAHTERAKAN PETANI, TETAP RENDAH HATI....
BUKAN GAK PUNYA PRESTASI, LALU GEREBEK PABRIK BERAS KARENA BELI GABAH DARI PETANI DENGAN HARGA TINGGI...
PETANI YANG UNTUNG, KAU SITU YANG KELIMPUNGAN