Pelajaran Berharga Dari Sosok Irina Ustinova
Oleh: Raidah Athirah*
(WNI di Polandia)
Kasus kekerasan yang dialami Hermansyah dan istrinya seharusnya membuat kita membuka parasut cara pandang kita selama ini dalam menilai perempuan. Dua hal yang sangat berharga dari sosok Irina ini adalah cara dia bersikap dalam keadaan paling genting yakni Kemampuan Mengontrol Emosi dan Mengambil Tindakan Cepat.
Berapa banyak perempuan yang bisa seperti sosok Irina? Berada di negara asing dan mengalami musibah paling sadis dan mengerikan di hadapan mata tapi masih memiliki ketenangan untuk bertindak cepat membawa suaminya ke rumah sakit .
Saya ingin sekali Anda mempertanyakan hal-hal berharga yang bisa dipetik dari sosok seorang Irina. Kemampuan survive nya yang perlu Anda ulas.
Dunia dimana kita tinggal sekarang penuh dengan fitnah dan kekerasan. Kita perlu melatih kemampuan self-defence untuk diperlukan dalam keadaan terdesak. Allah Maha Melindungi tetapi ikhtiar kita harus selalu siaga.
Bisa Anda bayangkan, bila Anda seorang Irina! Berada di negara yang bahasanya tidak cakap Anda ucap. Di tengah jalan saat berkendara bersama suami tiba-tiba sekumpulan bajingan datang dan membacok suami Anda. Saya pikir kalau ini terjadi pada saya atau yang lain mungkin reaksi kami akan tidak setenang muslimah dari Eropa Timur ini.
Yang pasti umum terjadi adalah histeris dan kemungkinan terbesar bila korban pembacokan tidak segera tertolong keadaan paling pilu adalah kehilangan nyawa saat itu juga.
Kalau Anda percaya begitu saja sikap trolling (melempar informasi) dari seseorang yang membeberkan isu tentang status istri Hermansyah ini, Anda perlu bertanya balik. Troller (penghasut informasi) ini siapa? Mengapa ia melempar informasi ini kepada media? Siapa yang bisa memverifikasi sumber informasi ini? Keuntungan apa yang bisa didapat dari mengangkat isu ini?
Anda bisa menyusun puzzle-puzzle pertanyaan ini untuk mendapat jawaban yang menarik.
Again, please don't so easy get manipulated by media!
Dalam pandangan saya pribadi selama pergaulan dengan beberapa teman dari negara pecahan Uni Soviet seperti Ukraina, Rusia dan beberapa sister dari Chech dan Dagestan ada satu karakter yang melekat pada mereka bahwa mereka adalah perempuan bermental baja.
Mereka dibesarkan dan didik dengan disiplin yang tinggi, pantang menyerah. Sebagian besar mereka bahkan terkadang mengambil alih pekerjaan lelaki.
Jangan biarkan pikiran kita dimanipulasi oleh media dengan mengambil kesimpulan picik bahwa perempuan Rusia, Uzbekistan, Ukraina merantau ke luar negeri untuk bekerja sebagai PSK. Tidak demikian! Itu sama saja kita membenarkan cara pandang orang luar menilai perempuan Indonesia yang merantau keluarga negeri adalah para pekerja rumah tangga atau dalam bahasa merendahkan, mereka adalah Pekerja Babu. Hanya itu, picik bukan?
Buka parasut Anda dan lihat dengan jelas! Ada banyak hal di luar sana yang sebagian besar belum kita tahu. Media hanya menginformasikan bagian kecil dan itu juga sesuai dengan cara pandang dan tujuan mereka.
Saya ingin bilang ke media-media Indonesia yang memberitakan tentang sosok Irina dengan judul-judul yang kita sebut "pembunuhan karakter".
Anda Memang Jahat, Licik, Bajingan Dan Tidak Mewakili Moral Orang Indonesia.
Untuk sebagian yang menghujat Irina....put yourself into her situation! Saya merasakan perasaannya saat ini karena posisi saya yang juga perempuan asing yang tengah tinggal di negara suami.
Yang menghujatnya...apalagi kalau Anda seseorang laki-laki. Anda harus banyak berdoa supaya hidup Anda hanya di kelilingi kemudahan dan bahagia karena belum tentu istri Anda akan sekuat Irina yang berani menyetir mobil dalam kondisi berdarah-darah.
Anda perlu tahu bahwa muslimah dari Eropa Timur tidak sepicik otak Anda. Mereka sosok-sosok kuat yang mandiri. Urusan menyetir mobil sampai hari ini bagi saya adalah tantangan terbesar dan sebagian kawan-kawan saya yang muda itu sudah biasa menyetir karena memang sejak awal mereka dididik untuk hidup mandiri dan kemampuan bertahan hidup di rantau.
Saya memandang pemberitaan ngaco terhadap sosok Nyonya Hermansyah ini adalah salah satu cara membunuh Psikologi Saksi.
Anda yang mengikuti kasus ini pasti mengerti bahwa Irina adalah satu-satunya saksi dalam peristiwa brutal yang menimpa suaminya.
Bagi yang punya latar belakang hukum pasti mengerti dengan uraian diatas bahwa keterangan saksi adalah alat bukti pertama yang disebut dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Nah, kalau saksi tunggal dalam kasus pembacokan Hermansyah ini hanya istrinya, maka bisa Anda prediksikan sendiri tujuan dari Teror Psikologi yang tengah dimainkan media.
Mengapa bisa saya sebut demikian? Karena bila didasarkan atas kutipan Andi Hamzah (2002 : 258-259) terkait kriteria saksi maka upaya melempuhkan dan membunuh psikologi seorang Irina adalah yang paling masuk akal.
Berikut saya kutip kriteria saksi menurut Andi Hamzah yang bisa dicocokkan dengan kondisi psikologi Irina yang sampai meminta perlindungan.Tolong bagi Anda yang tidak mengerti,jangan kotori otak Anda dengan informasi sampah yang menyesatkan.
“Anak yang belum berumur lima belas tahun demikian orang yang sakit ingatan, sakit jiwa, sakit gila meskipun kadang-kadang saja yang dalam ilmu jiwa disebut psycophaat mereka tidak dapat dipertanggung jawabkan secara sempurna dalam hukum pidana, maka mereka itu tidak perlu diambil sumpah atau janji dalam memberikan keterangan karena itu keterangan mereka hanya dipakai sebagai petunjuk saja.”
Kalau Anda perempuan, berbaik sangkalah ujian ini tidak menimpa Anda dan keluarga. Saya justru berharap masyarakat Indonesia terutama kaum perempuan untuk mengambil pelajaran berharga dari sosok istri Hermansyah ini.
Anda seharusnya berdiri dan memberikan dukungan moril padanya. Ia seorang asing di negeri Anda dan sedang memperjuangkan keadilan perihal musibah yang menimpa suaminya. Please....at least show your support for her.
My dear sister Irina...this is my writing to stand with you. My dua for you as same for my beloved sister. Believe ..... Allah Ta'ala will show the way for you and your husband.He is Al-Aziz ,The Most Powerful
You are not alone...
Allah,The One Who Watching Upon Us
We will never let them make you feel alone
#JusticeForHermansyahCase
#SupportIrina
#MyDuaForMySister
Polandia, 16 Juli 2017
(Raidah Athirah)
___
*dari fb penulis