[PORTAL-ISLAM.ID] Pihak Polisi berhasil menangkap dua dari lima pelaku pembacokan ahli IT Hermansyah di Tol Jagorawi KM 6, Jakarta Timur. Para pelaku diketahui sebagai 'mata elang' alias debt collector.
"Profesinya (pelaku) sebagai debt collector," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana yang didampingi Kasat Reskrim Polresta Depok AKBP Teguh Nugroho dan Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan kepada wartawan di Mapolresta Depok, Jl Margonda Raya, Depok, Rabu (12/7/2017).
Dua pelaku yang tertangkap yakni Laurens Paliyama (31) dan Edwin Hitipeuw (37). Keduanya ditangkap tim gabungan dari Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Tim Jaguar Polresta Depok dan Polres Metro Jaktim di Jl Raya Sawangan, Depok, pukul 01.00 WIB dini hari tadi.
(Link: https://news.detik.com/berita/d-3556599/pelaku-pembacokan-ahli-it-hermansyah-adalah-debt-collector)
Pasca penangkapan dua pelaku pembacokan sadis yang nyaris membunuh Ahli IT dari ITB ini, di sosial media beredar foto dua pelaku sedang duduk satu meja dengan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Muhammad Iriawan.
Dalam foto yang diunggah oleh akun fanpage FPI di facebook: Tampak dua pembacok duduk satu meja dengan Kapolda Irawan. Di meja ada cemilan, minuman (teh sepertinya), dan kalau foto diperbesar (zoom) akan terlihat di jari salah satu pelaku pembacokan ada rokok, juga asbak di depannya. Pelaku tampak santai. Begitu pula dalam foto 2.
Sontak foto ini ditanggapi ramai warganet.
"Penjahat apa pejabat ini? Astaghfirullah," komen Febryan Putra.
"Itu acara introgasi apa halal bi halal..??? Kok Santai bener..." ujar Agung Habibi.
"Koq sama preman sadis kaya menerima tamu penting...." tanya Arbain Aje.
"Kita memang hidup di negara dengan logika terbalik, pembacok yg mengancam nyawa malah diajak beramahtamah, disaat korban pembacokan terkapar lemah di Rumah Sakit... #DuniaTerbalik," komen Adnie Sulistanti.
Ribuan netizen yang komentar di akun fanpage FPI. Hampir semuanya memprotes keras.
***
Bandingkan dengan perlakuan pada Ulama. Sekjen Forum Umat Islam (FUI), KH Muhammad Al-Khaththath ditangkap sehari sebelum digelarnya Aksi 313.
Tak ada perlakuan "istimewa" pada KH Muhammad Al-Khaththath saat diinterogasi hingga sampai hari ini masih dipenjara.
BANDINGKAN PULA dengan perlakuan terhadap Terpidana Penghina Al-Qur'an yang begitu istimewa. Dikunjungi Menkumham. Santai. Bahkan hingga hari ini publik tidak tahu dimana sesungguhnya keberadaan Si Penghina Al-Quran itu yang telah divonis 2 tahun penjara.
INIKAH POTRET "KEADILAN" DI NEGARA INI???
Belum lagi kalau kita flashback kembali perlakuan Penguasa saat Tragedi Tolikara saat Idul Fitri 2015. Pihak GIDI malah diundang ke Istana. Umat Islam tentu belum lupa. Dan tak akan lupa.
UMAT ISLAM juga tak akan pernah lupa dengan perlakuan terhadap Almarhum Siyono, seorang Imam Masjid kampung yang hanya terduga (bukan tersangka apalagi terpidana) tapi pulang tinggal nama.