Oleh: DR. Mukhamad Najib
Kalau kalah debat paling gampang ya BLOKIR.. bahkan kaum yang menyatakan dirinya LIBERAL pun seringkali takut akan kebebasan itu sendiri..dan bila diberi kuasa akan main blokir alias ANTI KEBEBASAN ANTI KERAGAMAN..
Lihat saja perilaku bani kotak & liberal-liberal itu..twitter kasih kuasa untnk nge-block, itu mereka gunakan secara efektif kalau ada akun-akun yang berani menguliti ide dan kelakuan mereka..facebook juga kasih kuasa untuk nge-block dan itu juga mereka gunakan secara efektif kepada akun-akun yang coba mendebat kebodohan mereka..
Jadi selama ini mereka perjuangkan kebebasan berpendapat & berserikat hanya untuk dirinya..sementara kebebasan berpendapat & berserikat orang lain dianggap ancaman..sehingga kediktatoran mereka persepsi sebagai keberanian yang menyelamatkan..
Di level negara pun begitu..kalau posisi mereka oposisi mereka berteriak lantang akan kebebasan..tapi saat dukungan kekuasaan menguntungkan mereka, kebebasan mereka campakkan..mereka lari dari kebebasan..karena kebebasan dianggap mengancam..
Saya terus terang kritik pada PBNU & organisasi dibawahnya seperti Anshor & Banser. Saat Ahmadiyah atau diskusi Irsyad Manji beberapa tahun lalu dibubarkan..mereka mengecam dan berteriak tentang kebebasan..tapi saat ustadz Khalid & Felix akan melakukan kajian justru mereka dengan bangga membubarkan kajian..
DEMOKRASI memang melelahkan..mencari titik keseimbangan & harmoni dari keragaman yang tak beraturan memang tidak mudah..banyak orang yang tidak sabar sehingga ketika punya kuasa selalu ingin merebut kebebasan & mengeliminasi keragaman..
Tapi menurut saya, KEBEBASAN tetap jauh lebih baik daripada KEDIKTATORAN.. dalam kebebasan orang punya ruang untuk introspeksi bila melakukan kesalahan..dalam kediktatoran yang ada hanyalah ketakutan..dan dibawah naungan ketakutan itu kreatifitas sulit untuk berkembang.
20 Juli 2017