Budiono Darsono adalah founder detik.com, setelah dibeli oleh CT, Budiono masih menjabat sebagai Dirut sampai 2016. Makanya gak heran kalau berita detik berhaluan kiri, nyerong kanan dan nyungsep ketika bahas hal yang gak bagus bagi presiden.
Kata dia :
"Dana haji diinvestasikan dah ribut. Pdhl baru taraf gagasan. Sedangkan Dana nyetak Al Qur'an dikorupsi malah pada mingkem."
Pasti banyak nih, temen-te,an dapat ucapan mirip si Budiono. Dengan mencari dalil korupsi dana haji untuk membenarkan apa yang Jokowi ucapkan.
Mari kita UJI konsistensi mereka:
➡ HTI itu membawa konsep khilafah juga dalam bentuk GAGASAN, gagasan itu yang mereka tuangkan dalam ajarannya dan sebarkan melalui jemaahnya. Namun ternyata, gagasan mereka di ribut-i oleh pemerintah, para pendukung dan juga NU. Mereka diburu dan dipelototi saat berkegiatan. Dan akhirnya diberangus sepihak. Aktivisnya diperlakukan bak PKI, didata, suruh mundur dari PNS, bahkan seperti usul Djarot dicabut kewarganegaraannya.
Gagasan HTI tidak sesuai dengan nilai bangsa yang katanya Pancasila. Karena tidak sesuai, gagasan mereka harus dibumi hanguskan agar jangan terus berkembang.
Dan ketika Jokowi membawa "GAGASAN" pemakaian Dana Haji, maka analoginya seperti kalian memberangus gagasan HTI. Gagasan Jokowi ini juga perlu di bumi hanguskan agar jangan terkesan rakyat setuju dan akhirnya dengan tertawa dan mesam mesem Jokowi menghitung uang haji bersama para mandor proyek.
Dah kebiasaan nih gagasan a.k.a test the water dimunculkan untuk melihat reaksi publik. Kalau publik gak terima, maka tinggal ngelesdotcom aja. Enak bener jadi presiden...
Bisa paham kan...bagaimana gagasan HTI dan Jokowi itu sama prakteknya walaupun isinya beda.
Kalau kalian bisa menolak gagasan perjuangan HTI, maka kalian juga harus menolak gagasan Jokowi. Karena melalui gagasan inilah apa yang di sebut "kerja" itu akan berjalan.
➡ Korupsi dana haji oleh Surya darma Ali saat pilpres 2014 kemarin. Yang bilang gak meributkan siapa...? Kita udah ribut saat kasusnya baru muncul, kalian aja yang ribut saat kasusnya sudah masuk persidangan. Karena dah dipegang KPK, kenapa mesti diributkan lagi? Toh dia udah ditangkap dan di sidang.
Mau kasih saran:
✔ Kalau mau meributkan itu...ributkan lah korupsi yang terbukti merugikan uang negara kata BPK, nilainya 191 Miliar, namun KPK malah berkata "si niat belum keliatan", kayak nyari hilal KPK.
✔ Kalau mau meributkan, ributkan lah kasus pembelian tanah sendiri yang juga merugikan negara tapi belum juga diusut.
Data BPK: Begini Kisah Pemprov DKI Beli Tanah Milik Sendiri Rp 668 M
http://news.detik.com/berita/3243140/data-bpk-begini-kisah-pemprov-dki-beli-tanah-milik-sendiri-rp-668-m
✔ Kalau mau meributkan itu, ributkan kasus adik ipar Jokowi yang namanya disebut terus dalam persidangan tapi dianya gak pernah disentuh KPK.
✔ Kalau mau meributkan itu, ributkan lah masalah investigasi KPK dimana korupsi ratusan milyar dibiarkan malah memperdulikan operasi tangkap tangan yang hanya bawa uang 10juta.
✔ Kalau mau meributkan itu, ributkan lah masalah kasus e-KTP yang seret petinggi koalisi penguasa. Nama seliweran di sebut, tapi yang disebut masih bisa cengengesan sambil berkata "peduli wong cilik".
Btw, terkait dana haji yang di korupsi..yang saya tau saat ini parpolnya berada di lingkaran istana.
Apakah itu perlu kita ributkan juga wahai bidjie demek..?
(by Setiawan Budi)