[PORTAL-ISLAM.ID] Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memutuskan untuk memblokir layanan pesan instan Telegram karena diduga mengandung terorisme dan radikalisme.
Kebijakan rezim Jokowi menutup Telegram ini menuai kecaman luas di media sosial.
Salah satunya disampaikan Romi Satria Wahono, seorang dosen, peneliti dan technopreneur, founder dan CEO PT IlmuKomputerCom.
Melalui akun facebooknya, Jumat (14/7/2017), Romi Satria Wahono menyampaikan:
"Saya pakai telegram utk urusan bisnis, diskusi dengan staff di kantor, diskusi penelitian, pembimbingan mahasiswa, dan juga searching literatur dg bot telegram."
"Banyak fitur telegram yg sesuai kebutuhan saya dan tidak ada di messenger lain seperti whatsapp, line, dsb. Jadi repot banget kalau mbok blokir bro ... BTW, kalau masbro nemu banyak tikus di lumbung padi, mosok ya lumbung padinya yang dibakar?"
"Dan kalaupun akhirnya group teroris pada pindah dari telegram ke whatsapp, line atau yang lain, apa semua diblokir juga?"
"Lha ini nanti anak muda kita yg lagi serius bikin startup fintech, atau bisnisnya buat bot utk berbagai messenger segala gimana nasibnya bro?"
"Mikir bro, penyelesaian masalahmu wagu, lucu dan ndeso!"
Link: https://www.facebook.com/romisw/posts/10212278550411220
#RezimNdeso