Mungkin sudah banyak yang lupa sepak terjang Setya Novanto (SN) dalam Pilkada Jakarta yang akhirnya menghadirkan pasangan Anies-Sandi sebagai pemenang.
Komitmen SN mendukung penuh Ahok, kini menjadi sebuah kelegaan tersendiri bagi pendukung Anies Sandi.
Sungguh tak terbayangkan, jika dulu SN dukung Anies-Sandi, apa yang akan terjadi pada media-media mainstream pendukung Ahok.
Mari kita telusuri judul-judul berita di bawah ini. Apa yang akan terjadi bila kata "Ahok" diganti dengan kata "Anies", dan kata "Djarot" diganti dengan kata "Sandi"?
Setya Novanto Kerahkan Massa Akar Rumput Golkar Dukung Ahok-Djarot (Tribunnews - m.tribunnews.com/nasional/2016/09/21/setya-novanto-kerahkan-massa-akar-rumput-golkar-dukung-ahok-djarot)
Setya Novanto: Golkar Tegaskan Tetap Dukung Ahok-Djarot (Vivanews - http://m.viva.co.id/berita/politik/831992-setya-novanto-golkar-tegaskan-tetap-dukung-ahok-djarot)
Tolak Dukung Ahok, 9 Kader Terbaik Golkar Dipecat Setya Novanto (Riau Mandiri - riaumandiri.co/mobile/detailberita/44570/tolak-dukung-ahok,-9-kader-terbaik-golkar-dipecat-setya-novanto.html)
Setya Novanto Sumbang Rp 100 Juta untuk Tim Pemenangan Ahok, jika Kurang Minta Lagi (KOMPAS -http://megapolitan.kompas.com/read/2016/08/25/21464001/setya.novanto.sumbang.rp.100.juta.untuk.tim.pemenangan.ahok.jika.kurang.minta.lagi)
Jika saja saat Pilkada DKI lalu SN dukung Anies-Sandi, maka bisa dipastikan, media mainstream milik lawan politik akan menghabisi Anies-Sandi dan menggoreng isu tersebut 7 hari 7 malam sampai gosong.
Belum lagi jika diandaikan SN bukanlah seorang Ketum Golkar melainkan Ketum Partai Islam. Bisa tamat nasib SN, Anies dan Sandi.
Semua gosip akan menghiasi halaman muka dan liputan khusus terkait penetapan tersangka akan berlangsung 7x24 jam.Kan bukan dari Parpol Islam. Kalau yg dari Parpol Islam, pasti dikupas habis soal perempuan2 dan aib anak cucunya. Sampai tidak ada celah.— MUSTOFA NAHRAWARDAYA (@NetizenTofa) July 18, 2017
Akan tetapi, karena SN bukan pendukung Anies-Sandi dan bukan ketum Partai Islam, maka Tivi TIPU dan media mainstream nampak loyo, kurang darah dan kurang minat menggoreng kasus ini.
Kini, media mainstream bahkan cenderung adem ayem, tak berani lantang menyuarakan anomali terkait status tersangka yang tak diikuti penahanan yang dramatis.
Ah.. keadilan di negeri ini memang sesuatu yang langka.