[PORTAL-ISLAM.ID] Di Mesir, AsSisi menjadikan aksi terorisme sebagai jualan. Tentu terorisme manjadi topeng dirinya yang gagal menjaga stabilitas ekonomi dan minim kepercayaan internasional.
Sebagai mantan kepala intelejen Mesir, AsSisi sukses mengobral bahan peledak.
Duaaaarrrr....boooom....Ledakan di depan kediaman Jaksa Agung Mesir. Sontak kasus pembantaian Rab'ah yang sedang diproses di Mahkamah Den Haag SEPI.
Intel AsSisi siap mengorbankan siapa saja. Orang gila tidak masuk dalam radar AsSisi. Tapi ratusan tahanan yang dibina intel, sudah siap menjadi "penyelamat muka" kepolisian dan militer yang hampir dipermalukan di depan dunia.
Korban pun bisa siapa saja. Anggota kepolisian atau militer sudah biasa jadi tumbal. Maka kucuran dana dari UE dan AS mengalir deras. Siapa yang kenyang? Dewan Jenderal yang semakim gemuk.
Jadi jika di negara lain ada kemiripan. Wajarlah. Mentor dan perekayasa operasi dari guru yang sama. Hanya skala bom panci atau menikam aparat saat shalat tidak dilakukan AsSisi. Selain mudah ditebak rekayasanya, AsSisi enggan keliatan bahlulnya. (Nandang Burhanudin)