[PORTAL-ISLAM.ID] Tim 7 Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia atau GNPF-MUI akhirnya bertemu dengan Presiden Jokowi, Ahad 25 Juni 2017 kemarin.
Menurut Ketua GNPF-MUI, Bachtiar Nasir, mereka sebenarnya sudah beberapa kali berupaya menemui Jokowi, tapi selalu gagal.
Saat Jokowi sempat bertemu dengan ulama di Istana Negara sebelum pertemuan meraka kemarin, menurut Bachtiar, nama mereka pernah masuk ke dalam daftar ulama yang diundang. Namun, tiba-tiba nama-nama tersebut dicoret, sehingga tak ada dalam daftar ulama yang diundang.
"Tidak tahu kenapa, beberapa pertemuan Presiden dengan ulama, nama kami masuk tapi dicoret," kata dia di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa 27 Juni 2017.
Bahkan, Bachtiar mengaku namanya dicoret lebih dari satu kali. Dia pun tak tahu alasan mengapa namanya sampai dicoret, padahal sudah masuk dalam daftar ulama yang diundang.
"Untuk saya, dicoret dua kali. Tapi kenapa, saya tidak tahu," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, pertemuan Presiden dengan tujuh perwakilan pengurus GNPF-MUI itu diketahui untuk bersilaturahmi, dalam rangka hari raya Idul Fitri 1348 Hijriah.
Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, mengatakan, pertemuan yang dinisiasi oleh Bachtiar Nasir itu hanya ingin menjalin komunikasi organisasinya dengan pemerintah.
"Presiden menerima silaturahmi Nasir dan kawan-kawan atas permintaan mereka. Intinya, tidak ada yang diperbincangkan. (Hanya) Silaturahmi," kata Pratikno di Kompleks Istana Kepresidenan.
Sumber: http://nasional.news.viva.co.id/news/read/929940-nama-ketua-gnpf-mui-dicoret-2-kali-saat-jokowi-undang-ulama