[PORTAL-ISLAM.ID] Kenyataan bahwa CEO Starbucks Howard Schultz mendukung komunitas Lesbian Gay, Bisex, dan Transgender (LGBT) memang bukan hal baru, karena Howard sudah mengatakannya dengan gamblang pada 26 Juni 2015 lalu dalam sebuah pertemuan dengan para pemilik saham Starbucks. Ia secara tegas mempersilakan para pemegang saham yang tidak setuju dengan pernikahan sejenis angkat kaki dari Starbucks.
Di Indonesia, sikap angkuh CEO Starbucks ini pun menuai kecaman dari banyak pihak hingga menyerukan #BoikotStarbucks.
Namun sayangnya, meski bersikap angkuh, Starbucks justru pernah dijadikan tolak ukur kemajuan kota oleh Jokowi. Orang nomor satu di Indonesia itu berpendapat bahwa sebuah kota tidak dapat dikatakan maju apabila tidak memiliki kedai Starbucks.
"Jaman sekarang hadir tidaknya suatu waralaba sudah menjadi lambang kemajuan tingkat kota itu, apalagi untuk generasi muda, anak muda biasa kalau jalan ada Starbucks-nya tidak," kata Jokowi di JCC, Jakarta, Jumat, 25 November 2016.
Jokowi melanjutkan, jika suatu kota sudah terdapat gerai starbucks coffee maka bisa dibilang kota tersebut memiliki citra kelas internasional.
Akhirnya hal ini pun menuai komentar keprihatinan netizen.
Keras kepalanya pemilik saham mayoritas Starbucks yg mengusir pemilik saham minoritas gegara antiLGBT itu yg wajib dilawan. KAPITALIS ngehe!— Indra J Piliang (@IndraJPiliang) June 30, 2017
@wartapolitik sayangnya dijadikan tolak ukur 😑 pic.twitter.com/9PIX7ePGi9— Faqih al syarief II (@alsyarief78) June 30, 2017