"Negeri Muslim Terbesar Yang Islamophobia"
Pasca kasus penistaan agama, menurut pemerintah radikalisme meningkat, dianggap mengancam kebhinekaan, keberagaman dan kelangsungan negara Indonesia.
Terlepas ini anggapan yang sangat berlebihan, tapi bukan ini yang hendak saya bahas, bahwa seharusnya pemerintah sadar ini urusan aqidah, itu kita bahas nanti saja.
Yang ingin saya garisbawahi dalam tulisan ini, sejak Al-Maidah 51 mengemuka, dan ummat Islam menunjukkan persatuan di aksi 411 dan 212, ini dianggap munculnya radikalisme.
Maka pemerintah mulai melakukan usaha-usaha de-radikalisasi yang menurut mereka ancaman bagi bangsa. Dan sedihnya hal ini ditujukan pada ummat Muslim, de-Islamisasi.
Kita bisa melihat bagaimana ulama dan ormas Islam yang jadi sasaran target operasi ini, maka tuduhan demi tuduhan pun dialamatkan pada ulama yang jadi wakil ummat.
Mulai dari tuduhan makar, menggoyang negara, kudeta, tindak pidana pencucian uang, sampai yang terakhir soalan persekusi dan chat sex yang penuh kejanggalan dan rekayasa.
Politik belah bambu pun dilakukan diantara ummat Islam. Satu diinjak dan yang lain diangkat, hingga terbelah satu samalain. Bukankah ini bisa kita lihat dengan sangat mudah?
Dilihat dari target dan modus operasi penguasa, sulit untuk dipungkiri bahwa yang dimaksud radikal itu adalah Islam, maka de-radikalisasi yang dimaksud sebenarnya de-Islamisasi.
Penguasa saat ini lupa, bahwa Islam-lah yang menjadi inspirasi berdirinya Indonesia, yang menjadi ruhnya, dan akan selalu begitu. Tanpa Islam, tak ada Indonesia.
Islamlah yang menjadi inspirasi bersatunya pejuang-pejuang melawan penjajahan, Islamlah yang menjadi dasar toleransi dalam keberagaman dan pluralitas.
Pertanyaannya, mengapa kesemua kejadian ini, kriminalisasi ulama, pembubaran ormas, tindakan represif penguasa, justru terjadi saat ummat menunjukkan persatuannya?
Harusnya penguasa berbahagia ketika ummat Islam solid dan rapi barisannya, damai dan aman dalam tiap-tiap aksinya. Atau justru ini yang menakutkan bagi penguasa?
Mengapa seolah penerapan syariat ditakutkan, naiknya ghirah kaum Muslim jadi momok dan ancaman? Atau jangan-jangan penguasa sadar bila mereka tak Islami?
(by Ust. Felix Siauw)
Sumber: fb