[PORTAL-ISLAM.ID] Para fuqaha sepakat bahwa mendoakan keburukan kepada orang kafir maupun kepada sesama muslim yang berbuat zalim kepadanya secara khusus, adalah boleh.
Imam an Nawawi (w. 676 H) menyatakan:
وَقَدْ تَظَاهَرَ عَلىَ جَوَازِهِ نُصُوْصُ الْكِتَابِ وَالسُنَةِ وَأَفْعَالُ سَلَفِ الْأُمَةِ وَخَلَفِهَا
“Telah jelas kebolehan hal tersebut [mendoakan keburukan kepada orang yang berbuat zalim] berdasarkan nash-nash Al Qur`an dan As sunnah. Juga berdasarkan perbuatan generasi umat Islam terdahulu (salaf) maupun generasi terkemudian (khalaf).” (Imam Nawawi, Al Adzkar An Nawawiyyah, hlm. 479).
Diantara dalilnya adalah:
لا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنْ الْقَوْلِ إِلاَّ مَنْ ظُلِمَ
”Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya.” (QS An Nisaa` : 148).
Imam as Suyuthi (w.911), dalam tafsirnya menyatakan:
“لَا يُحِبّ اللَّه الْجَهْر بِالسُّوءِ مِنْ الْقَوْل” مِنْ أَحَد أَيْ يُعَاقِبهُ عَلَيْهِ “إلَّا مَنْ ظُلِمَ” فَلَا يُؤَاخِذهُ بِالْجَهْرِ بِهِ بِأَنْ يُخْبِر عَنْ ظُلْم ظَالِمه وَيَدْعُو عَلَيْهِ
(Allah tidak menyukai perkataan buruk yang diucapkan secara terus terang) dari siapa pun juga, artinya Dia pastilah akan memberinya hukuman (kecuali dari orang yang dianiaya) sehingga apabila dia mengucapkannya secara terus terang misalnya tentang keaniayaan yang dideritanya sehingga ia mendoakan si pelakunya, maka tidaklah dia akan menerima hukuman dari Allah.
Lebih jelas, Imam Al Qurthubi (w. 671 H) menyatakan dalam tafsirnya, mengutip sahabat Ibnu Abbas r.a:
الْمُبَاحُ لِمَنْ ظُلِمَ أَنْ يَدْعُوَ عَلَى مَنْ ظَلَمَهُ، وَإِنْ صَبَرَ فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ، فَهَذَا إِطْلَاقٌ فِي نَوْعِ الدُّعَاءِ عَلَى الظَّالِمِ
Adalah boleh bagi orang yang didzalimi untuk mendoakan keburukan kepada orang yang mendzaliminya, jika dia bersabar itu lebih baik baginya, dan ini mutlak dalam semua jenis do’a kepada orang dzalim.
Secara umum Rasulullah juga mendoakan keburukan kepada penguasa yang menyusahkan umat:
اللهُمَّ، مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ، فَاشْقُقْ عَلَيْهِ
“Ya Allah, siapa saja yang mengurus suatu urusan umatku lalu dia mempersulit mereka, maka persulitlah dia.”(HR Muslim)