Analisa Oleh: Mohamad Radytio N
(Fakultas Ekonomi & Bisnis UI)
Perusahaan Telekomunikasi Indosat yang telah Go Public dan kemudian melantai di Bursa Efek Indonesia mengalami penurunan tajam di periode 2 hari terakhir pasca seruan massif #BoikotIndosat yang bergema di sosial media.
Sebelumnya, dalam periode 1 bulan belakangan dari tanggal 10 Mei 2017, tercatat saham Indosat Tbk PT cenderung stabil, dengan kenaikan harga sahamnya dari Rp 7.150 hingga puncaknya Rp 7.500 per lembar saham pada 19 Mei 2017.
Memang, seperti tertera pada screenshot diatas, terjadi penurunan harga dari Rp 7.500/lembar saham pada 19 Mei menjadi Rp 6.750/lembar saham atau kehilangan nilai sekitar 10% . Namun ini semua terjadi dalam rentang waktu 3 hari kerja yang sebelumnya diikuti oleh kenaikan (market rally) harga per lembar saham yang cukup tinggi dari rerata Rp 7.000 /lembar saham selama 3 bulan terakhir,
Sehingga kemungkinan besar penurunan ini terjadi karena adanya penyesuaian ulang harga saham oleh kekuatan pasar, atau masih bisa digolongkan normal. Ini berbeda dengan apa yang terjadi dalam 3 hari terakhir.
Pada Senin 5 Juni yang bertepatan dengan menguatnya seruan boikot pada Indosat atas persekusi yang dilakukan oleh direksi perusahaan dengan dirut Alexander Rusli ini pada karyawan muslimnya yang membela Ulama, terjadi pergerakan negative yang massif atas nilai saham Indosat.
Bila pada penutupan 5 Juni harga per lembar adalah Rp 6.675, pada pembukaan Selasa 6 Juni harga langsung terjun ke level Rp 6.525 per lembar dan bertahan di level itu selama sehari penuh.
Hal yang sama terjadi hari Rabu 7 Juni, dimana pada penutupan pukul 16.07 WIB, harga kembali terjun ke level Rp 6.100/lembar saham. Total, hanya dalam waktu 2 hari sejak seruan boikot menyebar, telah terjadi penurunan nilai saham sebesar 8.62 % (1-6,100/6,675) atau rerata pergerakan per hari sebesar -4.3 %.
Bahkan secara kasat mata pun, dilihat dari grafik pada screenshot dibawah, penurunan pada hari 2 hari ini adalah penurunan paling tajam di tahun 2017:
Dilihat dari segi kapitalisasi pasar (nilai perusahaan berdasarkan harga saham), pada Selasa pagi 6 Juni pukul 09.42 nilai Indosat sebesar Rp 35,59 T sedang pada penutupan Rabu 7 Juni pukul 16.07 nilainya jatuh jadi Rp 33,15 T.
Ini berarti bahwa dalam 2 hari saja, sekitar 2,44 triliun rupiah telah terhapus dari Indosat! Hanya karena tindakan pimpinannya, Indosat telah alami kerugian sementara sebesar 2,44 Triliun!
Ini belum lagi jika penurunan berlanjut sepanjang isu boikot berlanjut. Isu kisruh Qatar tak akan lebih berpengaruh dibanding isu boikot karena lebih kuatnya isu domestic pada kinerja saham akibat wilayah performance Indosat yang juga dominan di Indonesia.
Inilah kekuatan Ummat.