Aksi-aksi Bela Islam adalah fakta yang tak terbantahkan bahwa umat muslim cinta NKRI. Aksi kolosal menuntut keadilan hukum tersebut tak pernah menimbulkan kerugian bagi umat lain di luar Islam. Tak ada satu pun nashrani yang terluka. Tak ada sebuah pun gereja yang rusak. Tak ada sebuah pun toko yang dijarah. Dari awal sampai akhir semua Aksi Bela Islam berakhir damai. Dan akan menjadi kenangan manis bangsa Indonesia.
Serangan Bom Kampung Melayu adalah perbuatan biadab. Dalang serangan itu sudah tentu orang gila, putus asa, dan tak beragama.
Siapakah pelaku terorisme tersebut? Aparat kepolisian awalnya mengumumkan ada dua orang pelaku. Kesimpulan itu didasarkan pada temuan dua KTP di tempat kejadian peristiwa. Dua orang tersebut setelah diperiksa dilepas dan dinyatakan tak ada sangkut paut dengan serangan bom Kampung Melayu. Belakangan polisi mengumumkan dua pelaku serangan bom tewas.
Sampai disitu kebenaran belum terungkap. Manusia yang tahu betul pelaku lapangan, apa target dan tujuan, jenis bom dsb adalah Sang Dalang. Siapakah dalang itu? Wallahu A'lam. Mari kita bersabar. Di pengadilan akhirat Allah swt akan menyingkap dalangnya.
Kita berbela sungkawa atas meninggalnya beberapa personil brimob yang tewas menjadi korban. Terlebih lagi ayah diantara mereka adalah aktifis "Bang Japar" yang jelas loyalitasnya pada Islam dan kaum muslimin; terlibat dalam aksi bela Islam dan ulama; punya jasa memenangkan calon pemimpin muslim di Jakarta.
Kita mengecam tokoh liberal seperti Guntur Romli yang di twitter memframing Tarhib Romadhan FPI dan mencoba menghubungkan dengan bom Kampung Melayu. Dia berupaya memfitnah kaum muslimin yang ikut tarhib. Katanya diantara peserta meneriakkan kata "bunuh..bunuh..bunuh". Anda pasti tahu ungkapan Ibnul Qiriyyah "li kulli jawwaadin kabwah". (Para pemfitnah pasti akan memiliki "saat tergelincir"). Dan anda suatu saat akan berhadapan dengan hukum atas fitnah dan permusuhan anda pada agama Islam dan umat muslim.
Hikmah paling penting bagi umat Islam bahwa sehebat dan secermat apapun dalang kejahatan dan kebiadaban itu merencanakan makar ternyata tak berjalan sesuai rencana dan targetnya.
Serangan bom Kampung Melayu ditanggapi dingin oleh umat muslim. Mereka apatis dengan aparat kepolisian. Mereka sudah hafal dengan skenario dan drama bom di Indonesia. Bahkan sebagian meledek skenario dan drama bom itu sebagai hal yang menjemukan. Umat muslim sudah eneg dan mau muntah dengan isu terorisme di Indonesia.
Kita patut bersyukur dan memuji Allah swt. Berkat rakmat-Nya pada umat Islam dan kekuasaan-Nya skenario dan drama bom itu berakhir antiklimaks. Dalang biadab itu tak mencapai tujuannya untuk mendeskreditkan umat Islam dan merusak citranya yang santun, simpatik, dan cinta damai.
(Ust. Hafidin Achmad Luthfie)