[PORTAL-ISLAM] Sejak kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, negeri ini dipenuhi oleh orang yang mengklaim diri paling toleran dan paling Pancasilais, hanya untuk memberi batas satu dengan yang lain.
Mereka yang mendukung Ahok merasa paling Pancasilais dan semua anti-Ahok, baik Muslim maupun non-Muslim dianggap rasis, anti-Pancasila, intoleran, dan radikal.
Kondisi yang terjadi pada hari-hari ini terutama pasca Ahok dijebloskan ke bui, pernah terjadi pada era Presiden Soekarno.
Maka, ketika itu, 25 Juni 1966, di hadapan anggota IPKI dan paduan suara Gelora Pancasila dari Medan, di Istana Bogor, Presiden Soekarno menyampaikan beberapa hal berikut ini:
"Saya berpesan lho ....
Kalau sudah memakai Pancasila, saya harap Pancasila yang betul-betul Pancasila lho!
Sebab, perkataan Pancasila sekarang ini banyak dikecapkan.
Tiap-tiap orang sekarang ini menebah dadanya.
Aku Pancasilais, aku pengikut Pancasila, aku membela Pancasila, aku Pancasilais!
Tapi dia sendiri sebetulnya bukan Pancasilais yang sejati.
Sebab apa? Pancasila sebagai kukatakan berulang-ulang adalah satu pemersatu daripada bangsa Indonesia itu.
Atas persatuan itulah maka negara Republik Indonesia harus didasarkan.
Tapi belakangan ini Saudara-saudara, banyak orang mempergunakan Pancasila sebagai satu anti-something.
Aku ini pancasila lho! Maksudnya aku ini anti.
Aku Pancasila, aku anti itu lho.
Padahal Pancasila adalah ideologi pemersatu."
Pernyataan Bung Karno ini dimaknai oleh Dr. Said Didu sebagai ungkapan tegas bahwa jangan ada yang paling merasa Pancasilais untuk memusuhi yang lain.
Pernyataan Bung Karno 1966 - intinya jangan ada yg merasa paling Pancasilais utk memusuhi yg lain pic.twitter.com/ZQEhZBsK7i— Muhammad Said Didu (@saididu) May 30, 2017
Pengertian serupa juga dikicaukan netizen lain.
Pernyataan telak Bung Karno pd yg tereak klaim paling Pancasilais tp sejatinya u menyerang pihak lain, bukan u menyatukan. #KitaPancasila pic.twitter.com/T1ix6DvhAK— Mas Piyu (@maspiyuuu) May 30, 2017
Maka sejatinya mereka yang merasa diri paling Pancasilais, tidak perlu bersorak dan menepuk dada "Aku Pancasila", bila dalam kenyataannya membenci orang yang berbeda pilihan politik dengannya..