(Izzat Rasyq)
[PORTAL-ISLAM] DOHA - Sebagian media mainstream Arab dan internasional menyimpulkan dari dokumen politik terbaru membuktikan sikap Hamas melunak terhadap Israel, bahkan Hamas disebut menjauh dari gerakan Ikhwanul Muslimin.
Kepada TV Aljazeera usai mempresentasikan dan mendiskusikan dokumen baru kebijakan politik Hamas di ibukota Qatar, Doha pada Selasa (2/5/2017) anggota Biro Politik Hamas, Izzat Rasyq membantah framing media yang menggiring kepada kesimpulan opini tersebut. Meski keterkaitan Hamas dengan Ikhwanul Muslimin dalam dokumen politik baru ini tidak disebutkan, berbeda dengan piagam Hamas sebelum di tahun 1988, namun Rasyq mengapresiasi peran Ikhwanul Muslimin terhadap Palestina, dulu dan sampai sekarang.
“Kami sangat mengapresiasi peran sejarah Ikhwan. Kami tidak menjauh dari asal usul kami dan sejarah kami. Kami dibina dan dididik dalam ideologi dan pemikiran Ikhwan, dan kami bangga dengan afiliasi ini. Kami ingin tegaskan, Hamas adalah gerakan nasional Palestina bersumber Islam yang memiliki independensi penuh, namun gerakan ini bediri, tumbuh dan belajar dari seluruh pengalaman gerakan-gerakan di seluruh dunia Arab, terutama Ikhwanul Muslimin.” Imbuh Rasy.
Rasyq kembali mengingatkan sejarah berdirinya Hamas yang embrionya adalah Ikhwanul Muslimin di Palestina. Setelah itu, Hamas resmi berdiri di Palestina dan itu adalah gerakan independen.
Terkait sikap terhadap Israel yang dinilai melunak karena Hamas mau menerima gagasan berdirinya negara Palestina di perbatasan wilayah jajahan Israel tahun 1967, apakah ini benar melunak atau sebuah taktik semata?
Anggota Biro Politik Hamas, Izzat Rasyq menyatakan bahwa penjelasan di dokumen Hamas itu sangat jelas, tidak ada yang perlu disembunyikan atau aib memalukan.
“Kami tidak akan kompromi, konsesi dan mengalah dari sejengkal tanah pun dari Palestina. Tanah Palestina adalah wilayah yang membentang dari sungai Yordania (perbatasan bagian timur) dan Laut Meditrania (perbatasan bagian barat), dari Raas Nakurah (perbatasan bagian utara) dan Umm Rasy-rasy (perbatasan bagian selatan) adalah satu kesatuan (integraasi wilayah) yang tidak bisa dipisah-pisahkan sebagai tanah bangsa Palestina dan negeri mereka,” tegas Rasyq.
(Baca selengkapnya: Poin-poin Utama Dokumen “Anyar” Politik Hamas)
Rasyq menyatakan, sikap Hamas yang menyetujui berdirinya negara Palestina merdeka dengan berdaulat penuh di atas wilayah perbatasan jajahan Juni 1967, termasuk di dalamnya Al-Quds merupakan visi bersama yang disepakati dengan Fatah dan seluruh faksi-faksi politik di Palestina. Namun tidak berarti sikap Hamas itu dimaknai sebagai kompromi dan mengalah atau melepaskan diri dari sebagian wilayah Palestina atau mengakui eksistensi Israel sebagai penjajah, pungkas Rasyq. (at/pip)
Sumber: https://melayu.palinfo.com/news/2017/5/2/Hamas-Tinggalkan-IM-dan-Melunak-dengan-Israel-Benarkah
(Baca juga: CATATAN atas "Watsiqah Hamas" SIKAP TERBARU HAMAS)