Kepala Kepolisian Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan tidak boleh ada yang mendeklarasikan kemerdekaan di wilayah mana pun di lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini termasuk di Minahasa, Sulawesi Utara.
"Tidak boleh. Deklarasi tidak boleh," ujar Tito usai menjadi salah satu pemateri dalam kuliah umum pada Kongres Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) XIX di Asrama Haji Palu, Sulawesi Tengah, Senin 15 Mei 2017.
Menurut Tito, rencana deklarasi kemerdekaan Minahasa – yang muncul di media sosial – dianggap sebagai reaksi spontan para aktivis terhadap ketidakpuasan kepada pemerintah.
Meski demikian, Tito mengatakan, Polri memilih melakukan tindakan persuasif terhadap mereka yang berencana melakukan deklarasi.
"Kita akan lakukan tindakan persuasif dulu kepada saudara-saudara di sana," ujar Tito.
Tito meminta masyarakat Indonesia untuk mengesampingkan hal-hal primordial seperti suku, agama, dan bahasa dalam berbangsa dan bernegara. Tito menyampaikan pergerakan kemerdekaan Indonesia dari Sumpah Pemuda pada 1928 hingga proklamasi pada 1945 sejatinya dilakukan dengan semangat mempersatukan Indonesia yang rakyatnya begitu beragam.
Dengan demikian, rencana melakukan deklarasi kemerdekaan atas dasar kesamaan wilayah dan suku yang dilakukan di Indonesia, tidak sejalan dengan semangat kebangsaan Indonesia.
“Kita harus sama-sama jaga keutuhan negara kita. Konflik tidak boleh terjadi," ujar Tito. (ren)
Link: http://nasional.news.viva.co.id/news/read/915605-kapolri-larang-deklarasi-kemerdekaan-minahasa
PERNYATAAN Kapolri sontak mendapat tanggapan ramai dari publik di sosial media yang menilai "lembut" tak seperti saat menghadapi Aksi Bela Islam.
"Koq lembut bener gaya bahasanya bro...," ujar Rasyid Zarta.
"Galak sama aksi damai, gagap sm makar beneran," komen @y_u_d_a_k_a.
"Jangan cuma dlarang Tito, kalau membahayakan tangkap adili, makar itu. Atau harus diajari lagi apa pengertian makar yang sebenarnya??" ujar Ahmad Fauzan.
"Kapolri dan jajarannya jadi pecundang dan lebai menghadapi makar referendum minahasa .... ??? sebaliknya menghadapi aksi damai umat islam menjadi bengis dan kejam sampai ada jatuh korban luka dan mati .... !!!" kata Rully Rufaldie YD.
"Baru muncul pak jendral, biasanya aktiff bgt muncul setelah ada agenda aksi2..hehe di tindak tegas,, kalau ini yg di namakan makar pak jendral.. jika anda dg jajaran sdh ga sanggup, biar pihak TNI yg turun tanggan.." komen Zahrii Ahmad.
SELENGKAPNYA...