[PORTAL-ISLAM] Selama sepekan terakhir, dunia tengah diguncang teror bom. Diawali dari Manchester, Inggris, bom meledak pada konser tunggal Ariana Grande yang menyebabkan 22 orang tewas serta 59 orang luka-luka pada Senin, 22 Mei 2017 yang kebanyakan korbannya ialah anak-anak. Akibat insiden tersebut, penyanyi pop asal Amerika Serikat ini membatalkan 7 konsernya di Eropa.
Selang dua hari kemudian, terminal Kampung Melayu dihebohkan dengan ledakan yang cukup keras yang terjadi dua kali, pada Rabu malam 24 Mei 2017 pukul 21.00 dan 21.05 WIB. Peristiwa tersebut menewaskan 3 orang aparat kepolisian dan 2 orang yang diduga pelaku bom bunuh diri. Dikabarkan, 10 orang mengalami luka-luka yang terdiri dari 5 orang polisi dan 5 orang anggota sipil.
Menanggapi hal ini, Ustadz Muhammad Arifin Ilham menegaskan, terorisme yang dilakukan dengan cara bunuh diri bukanlah jihad.
“Astagfirullahal’adzhiim… Terorisme, barbarisme, bom bunuh diri, bom kimia, pembantaian dan kekejaman lainnya bukanlah jihad dan itu bukan ajaran Islam,” ujar Ustadz Arifin.
Menurutnya, Islam agama damai dan keselamatan, karena itulah disebut sebagai muslimun, kaum para penyelamat, kaum yang menyukai kedamaian,
“Kalaupun berperang karena kezholiman yang luar biasa terjadi pada umat yg mulia ini, berperang karena diperangi, berperang karena bela diri, di sinilah jihad itu menjadi wajib,” paparnya.
Ia pun mengutip Al-Quran surat Al-Hajj ayat 39.
“Telah diizinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”.
Ia pun menegaskan, syariat jihad terbagi dua, yakni (1) jihadul harbi, berupa angkat senjata di wilayah umat Islam diperangi, seperti di Palestina, Afghanistan, Irak, Suriah, Afrika Tengah.
“Itupun dengan adab perang mulia, tidak boleh merusak tempat ibadah manusia, membunuh anak anak, para wanita dan orang tua yang tidak berperang, dan sebagainya,” tuturnya menambahkan sebagaimana tercantum dalam Hadits Rasul.
“Janganlah kamu berkhianat, janganlah kamu melakukan sadisme pada musuh, jangan membunuh anak-anak, wanita dan orang tua.” (HR Ath-Thabrani & Abu Daud).
Tetapi, ungkap pimpinan Majelis Adz-Zikra ini, di wilayah damai seperti di Indonesia merupakan jenis jihad kedua (2) jihadud da’wah, berupa jihad dengan lisan, tulisan dan apapun yang Allah amanahkan dapat menjadi medan da’wah, misal dengan media sosial FB, Instagram, WA dan sebagainya.
” Karena haq tujuannya, maka sabar dan kasih sayang strateginya,”
Ia berharap, jihad bisa dilakukan dengan kesabaran, juga kasih sayang, dan untuk yang sudah menjadi korban dapat Khusnul khotimah di akhir hayatnya,
“Semoga saudara-saudara kita dari sipil maupun polisi yang menjadi korban kezholiman di kampung Melayu kemaren dirahmati Allah, diampuni semua dosa dosa mereka dan Allah jadikan kuburan mereka sebagai taman SyurgaNya, aamiin,” paparnya mengakhiri.