[PORTAL-ISLAM] Presiden AS Donald Trump membuat sebuah gebrakan dalam sejarah Presiden Amerika Serikat dengan mencatatkan diri sebagai Presiden AS pertama yang mengawali lawatan perdananya ke Arab Saudi.
Trump mengadakan serangkaian pertemuan dengan raja dan pemimpin Arab dan Muslim lainnya pada hari Sabtu dan Ahad, sebelum terbang ke Israel, Vatikan, Belgia dan Italia dalam tur sembilan hari di Timur Tengah dan Eropa.
Trump pun sempat diterima Raja Salman yang kemudian memberinya gelar kehormatan sipil tertinggi Arab Saudi. Sebuah tanda penghormatan berupa medali emas King Abdul ‘Aziz tersebut tersemat pada pakaian yang dikenakan Trump.
Kunjungan Trump ini dipandang sebagai upaya simbolis untuk memperbaiki hubungan AS dan negara-negara Arab.
Diketahui, pada akhir masa kekuasaan Barack Obama, hubungan Arab dan AS memasuki tahap "perbedaan pendapat", sebut pemerintah Arab. Hal ini dipicu oleh kebijakan nuklir Iran-AS tahun 2015 dan peran AS dalam kisruh Suriah.
Editor Al Jazeera untuk Washington, James Bays, melaporkan dari Riyadh, mengungkapkan kegembiraan dan rasa bangga yang melingkupi negara Arab Saudi karena Presiden Trump memilih Arab Saudi sebagai negara pertama yang dikunjungi dalam lawatan resmi perdananya.
"Mereka menginginkan sebuah penataan kembali hubungan dengan AS. Mereka tidak senang dengan kebijakan Obama dan mereka tidak suka kebijakan AS di Yaman dan Suriah," tutur Bays.
Pernyataan Bays diperkuat bukti meriahnya sambutan sejumlah anggota kerajaan Saudi dan karangan bunga dari anak-anak saat Presiden AS Trump dan istrinya Melania tiba di Riyadh.
Kunjungan dua hari Trump ke Arab juga membawa angin segar bagi kedua negara terkait ditandatanganinya beberapa perjanjian politik, keamanan dan ekonomi.
Trump, selain menandatangani kesepakatan besar terkait persenjataan dan beberapa kesepakatan ekonomi, pertahana dan politik, yang oleh harian Gulf News dikabarkan bernilai investasi 380 juta dollar atau senilai 5.130 triliun rupiah, juga memberikan pidato tentang Islam dan mendiskusikan perang melawan "terorisme" dengan lebih dari 50 pemimpin negara dalam Pertemuan Riyadh.
Setelah Arab Saudi, Presiden AS akan melawat Tel Aviv, Yerusalem, dan Bethlehem, pada 22-23 Mei. Agendanya adalah untuk menjajaki kemungkinan mediasi AS antara Palestina dan Israel. Pada 24 Mei, Trump dan rombongannya dijadwalkan berkunjung ke Roma (Italia) dan Vatikan untuk bertemu dengan Paus Fransiskus.
Pada 25 Mei, Trump akan pergi ke Brussels, Belgia, untuk menemui perwakilan 28 negara anggota NATO dan Uni Eropa. Keesokan harinya, Jumat 26 Mei 2017, Trump dijadwalkan menghadiri pertemuan negara-negara G-7 di Sisilia, Italia.