[PORTAL-ISLAM] Orasi salah seorang aktivis bernama Veronica Koman usai Ahok ditahan di Rutan Cipinang Selasa, 9 Mei 2017 lalu berbuntut panjang. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengancam akan melaporkan Veronica lantaran orasinya saat itu dianggap sebagai bentuk provokasi.
“Saya segera kirim surat kepada dia untuk dalam waktu satu minggu menjelaskan, mengklarifikasi apa maksud pernyataan terbukanya yang memprovokasi, memfitnah dengan kata-kata tidak pantas,” ujar Mendagri, Kamis, 11 Mei 2017.
Tjahjo akan memberikan waktu seminggu bagi Veronica untuk mengklarifikasi pernyataannya tersebut. Jika Veronica tak mengindahkan permintaan klarifikasi tersebut, Mendagri mengancam akan melaporkan kejadian ini ke aparat kepolisian.
Menurut Tjahjo, peristiwa ini menjadi pendidikan politik bagi siapapun untuk tidak memaki, memfitnah Presiden RI dan siapapun tanpa bukti yang jelas.
“Membela Pak Ahok silakan, itu hak asasi setiap manusia. Tapi jangan mengaitkan orang lain, apalagi mengaitkan rezim pemerintahan dan Presiden Jokowi,” katanya.
“Pendukung Ahok memaki-maki Pak Jokowi karena Ahok kalah Pilkada dan ditahan? Orangnya akan saya kejar akan saya lawan relawan itu. Mulutmu harimaumu,” kata Kumolo dalam pesan singkat kepada wartawan, Kamis 11 Mei 2017.
Sekedar informasi, dalam orasinya Selasa lalu, Veronica menyebut rezim Jokowi lebih parah daripada rezim SBY. Namun, atas orasinya itu Veronica sempat kena ‘semprot’ pengunjuk rasa yang lain.
“Woy, jangan bawa-bawa Jokowi. Jangan salahkan rezim,” teriak massa geram.
-------------------------
Netizen langsung berkomentar.
Pada akhirnya Pak Mendagri muak juga sama kelakuan Bani Serbet Anarkis Intoleran. https://t.co/qugGfo5OgZ— Pak Bayan (@_mugirahayu) May 11, 2017